Kertawarman mempunyai dua orang istri: permaisurinya berasal dari keluarga Salankayana, sementara istrinya yang kedua berasal dari Suwarnabhumi. Karena mandul, dia tidak mempunyai anak dari kedua istrinya itu. Namun, istrinya yang kedua mempunyai anak angkat yang telah dianggap sebagai anak sendiri, bernama Brajagiri. Brajagiri kemudian diangkat menjadi senapati kerajaan sehingga menyebabkan keluarga kerajaan yang tersisih, kian mendendam.
Karena tidak mempunyai anak, setelah meninggal dia digantikan oleh adiknya, Sudawarman bergelar Sri Maharaja sudawarman Mahapurusa Sang Paramartharesi Hariwangsa. Sudawarman sebenarnya sudah menjadi brahmanaresi dan perdiam di India; penunjukannya sebagai raja merupakan kebetulan karena Kertawarman tidak mempunyai anak. Ia berkuasa selama 11 tahun (628-39) dan terkenal berwatak sabar dan berbudi luhur. Ketika berdiam di India, dia kawin dengan adik Mahendrawarman, raja Palawa ketika itu, dan mempunyai anak bernama Dewamurti.
Setelah Sudawarman meninggal, ia digantikan oleh anaknya, Dewamurti sebagai raja kesepuluh Tarumanagara, bergelar Sri Maharaja Dewamurtyatma Hariwangsawarman Digwijaya Bhimaparakrama. Berlainan dengan ayahnya, Dewamurti terkenal berperangai kasar dan tidak mengenal belas kasihan. Dalam pada itu ia sangat mencurigai Brajagiri yang diperkirakannya ingin merebut kekuasaan; dengan cara yang kasar ia mempermalukan Brajagiri di depan umum sehingga Brajagiri merasa sangat sakit hati dan mendendam.
Brajagiri akhirnya berhasil membunuh Dewamurti yang hanya sempat berkuasa selama satu tahun (639-640) dan bersembunyi di hutan. Namun ia ditangkap oleh Nagajaya, raja daerah Cupunagara dan menantu Dewamurti. Oleh karena itu, Nagajaya kemudian menjadi raja kesebelas Tarumanagara, bergelar Sri Maharaja Nagajayawarman Dharmasatya Cupujayasatru. la memerintah selama 26 tahun (640-66).
Setelah meninggal, Nagajayawarman digantikan oleh anak Sulungnya dengan nama nobat Si Maharaja Linggawarman Atmahariwangsa Panunggalan Tirthabhumi dan memerintah selama tiga tahun (666-9). Dari perkawinannya dengan Ganggasari, anak Prabhu Wisnumurti dari Indraprahasta (636-61), ia mempunyai dua orang anak perempuan. Anak sulung bernama Dewi Manasih yang diperisteri oleh Tarusbawa, dan anak kedua yang bernama Sobakancana diperisteri oleh Sri Jayanasa dari Sriwijaya.
Setelah meninggal Linggawarman digantikan oleh menantunya, Tarusbawa yang berkuasa atas nama isterinya. Karena pamor Tarumanagara sudah sangat pudar, Tarusbawa bercitacita mengembalikan kebesaran negaranya sendiri, Sundasambawa, seperti pada masa pemerintahan Purnawarman yang bersemayam di ibukota Sundapura.
Karena itulah, setahun setelah penobatannya (670) Maharaja Tarusbawa mengubah nama kerajaan dari Tarumanagara menjadi Sunda. Penggantian nama itu berarti mengakhiri riwayat kerajaan Tarumanagara selama 311 tahun (358-669).
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait