Kang Ace juga mengajak para santri untuk berpolitik dalam kerangka merawat kebangsaan tersebut. “Tadi sekilas apa yang disampaikan oleh Mbak Yenny (Yenny Wahid) disebutkan bahwa politik yang kita maksud adalah untuk kemaslahatan bangsa, bukan politik praktis,” ujar Kang Ace.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR menuturkan, misi besar yang harus dilakukan oleh parai santri dalam merawat kebangsaan ini antara lain adalah siyasatud dunya (mengatur urusan dunia) dan hirasatud din (menjaga agama).
“Sewaktu saya di pesantren diajarkan oleh guru saya almagfirah KH Ilyas Ruchyat, matan Rois Syuriyah PBNU, politik itu tujuannya ada dua yakni membangun kemaslahatan dunia dan menjaga agama sebab itu para santri harus berpolitik,” kata Kang Ace yang juga almunus pesantren terkemuka di Jawa Barat itu.
Alasan harus politik, kata Kang Ace, karena tidak ada dalam kehidupan ini yang tidak ditentukan oleh proses politik. Undang-undang Pesantren misalnya, itu hasil keputusan politik. Sehingga fungsi dan peran pesantren dalam kehidupan berbangsa dan negara bisa diwujudkan. “Jangan sampai negara lupa terhadap pesantren padahal yang mendirikan negara ini salah satunya adalah para ulama dari pesantren,” ucap Kang Ace.
Merawat keragamaan dalam kerangka menjaga negara kesatuan republik Indonesia, kata Kang Ace, pesantren telah lama mengajarkan penghormatan terhadap perbedaan pendapat. “Contoh mengajarkan perbedaan pandangan di lingkungan pesantren misalnya, dalam kitab-kitab yang diajarkan selalu ada istilah kama qola (seperti yang dikatakan) atau waqila (seseorang mengatakan) dan lain-lain,” ujar Kang Ace.
Editor : Agus Warsudi
halaqah halaqah kebangsaan dpd golkar jabar DPD I Partai Golkar Jabar dpd partai golkar jabar ketua dpd golkar jabar yenny wahid kabupaten bandung
Artikel Terkait