Kelangkaan pupuk bersubsidi di sejumlah daerah dituding akibat ulah mafia. (Foto: Ilustrasi)

BANDUNG, iNews.id - Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad) Tualar Simarmata menyebutkan masih maraknya mafia pupuk sehingga menjadi salah satu pemicu terjadi kelangkaan. Pemerintah semestinya bisa membuat skema subsidi yang bisa meminimalisasi praktik mafia. 

Menurutnya, mereka mempermainkan dan mengambil keuntungan besar dari subsidi pupuk tersebut untuk keuntungan pribadi. Mafia pupuk ini muncul karena besarnya perbedaan harga pupuk subsidi Harga Eceran Tertinggi (HET) dibandingkan harga komersial.

Dia mencontohkan HET Urea sebesar Rp2.250/kg. Sementara harga domestik komersial saat ini Rp9.300 sampai dengan Rp10.000 per kg. Belum lagi jika dibandingkan dengan harga Urea internasional di mana pada saat yang sama berkisar di harga Rp14.300.

"Perbedaan ini tentu mendorong oknum yang tidak bermoral untuk mencari peluang mengambil keuntungan lebih dari kantong petani kecil," kata dia yang juga Direktur Inovasi, Korporasi Akademik, dan Usaha Unpad, Rabu (2/2/2022).

Dia mengatakan, erlu penguatan peran tim pengawas (KP3) untuk meminimalisasi mafia dan penyimpangan distribusi dan penggunaan pupuk subsidi. Dalam ketentuan, ada KP3 yang bertugas mengawasi. Tapi selama ini terbentur dengan anggaran yang menjadi keluhan tim KP3. Oleh karenanya, pemerintah harus menganggarkan untuk tim pengawas (KP3).


Editor : Asep Supiandi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network