BANDUNG, iNews.id - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Prof Nury Effendi PhD memprediksi, kondisi ekonomi domestik dan global perlahan akan membaik pada 2021 dengan angka pertumbuhan antara 4 hingga 5 persen. Prediksi ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mulai menguat di kuartal 3 dan 4 tahun 2020.
“Intinya untuk 2021, (hampir semua lembaga menyatakan) itu (pertumbungan ekonomi) optimistis,” kata Prof Nury saat menjadi pembicara dalam diskusi “Satu Jam Berbincang Ilmu: Badai Pasti Berlalu? Outlook Ekonomi 2021” dalam keterangan resmi Unpad, Senin (14/12/2020).
Khusus untuk Indonesia, ujar Prof Nury, ASEAN Development Bank diprediksi mengalami pertumbuhan ekonomi mendekati 5 persen. “Jika bicara kuartal ke kuartal, kuartal 2 ke 3 sudah mulai membaik sehingga negatifnya menjadi tidak terlalu tinggi. Kuartal ke-4 juga akan semakin kecil year on year-nya,” ujar Prof Nury.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pun, tutur Prof Nury, cenderung menguat. Meski dikhawatirkan nilai tukar rupiah akan tembus di angka Rp15.000. Dampak ketidakpastian dari pemilu AS menjadikan rupiah cenderung terapresiasi mendekati angka Rp14.000 per USD1.
Selain itu, aktivitas pasar modal di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga cenderung naik, walaupun kenaikan ini melahirkan dua sisi mata uang di kalangan pakar ekonomi.
Menurut Prof Nury, meski pertumbuhan ekonomi dinilai positif, Indonesia tetap dihadapkan kepada pekerjaan rumah mengatasi dampak dari pandemi Covid-19. Ahli ekonomi makro dan finansial ini menjelaskan, dampak pandemi Covid-19 di Indonesia ialah meningkatnya angka kemiskinan, pengangguran, hingga tingkat kesenjangan.
Selain itu, defisit APBN, meningkatnya utang luar negeri, serta menurunnya penerimaan negara juga menjadi pekerjaan rumah di 2021. Kebijakan pemerintah untuk menstimulus perekonomian juga harus inklusif.
Menurut Prof Nury, pemulihan ekonomi tidak hanya di sektor konsumen, tetapi juga harus di sektor produsen. “Stimulus di sisi konsumsi dengan adanya bansos maupun sisi suplai berupa bantuan usaha, sudah kita lakukan,” tutur dia.
Editor : Agus Warsudi
ahli ekonomi depresi ekonomi ekonomi ekonomi daerah ekonomi global Ekonomi domestik ekonomi indonesia Unpad Bandung kota bandung
Artikel Terkait