Dilaporkan pula, hanya 12 persen soal yang dibuat guru yang berada pada jenjang kognitif tinggi. Sedangkan 88 persen lainnya berada pada jenjang kognitif rendah dan menengah. Temuan ini merefleksikan adanya defisit kompetensi guru dalam mengembangkan instrumen penilaian berbasis KBTT.
"Karena itu, kita harus bekerja keras untuk mengejar ketertinggalan dengan membuat perencanaan dan penerapan KBTT. Kemudian meningkatkan SDM tenaga pengajar," ucap Prof Dadang.
Editor : Agus Warsudi
perguruan tinggi perguruan tinggi negeri UPI Bandung kota bandung indonesia dan malaysia indonesia-malaysia
Artikel Terkait