BANDUNG BARAT, iNews.id - Keberadaan Grand Hotel Lembang di Kabupaten Bandung Barat (KBB), menjadi salah satu bangunan heritage yang bersejarah. Pasalnya, bangunan hotel itu dibangun pada masa penjajahan Belanda dan merupakan hotel tertua yang ada di KBB.
Berdasarkan catatan, Grand Hotel Lembang dibangun pada tahun 1916 dengan luas lahan mencapai 7 hektare. Hotel ini pernah dikelola oleh Bruno Treipl saat masih berumur 18 tahun pada 1934. Dia adalah seorang Jerman yang pernah jadi tahanan Hindia Belanda dan sempat dikirim ke kamp tahanan di Dehra Dun, Mussori, India.
Era keemasan, Grand Hotel Lembang terjadi pada sekitar tahun 1980-90'an karena menjadi tempat favorit wisatawan yang datang ke wilayah Bandung utara untuk menginap. Tidak hanya itu, hotel ini juga menjadi langganan pemerintah, BUMN maupun perusahaan swasta untuk menggelar kegiatan.
Namun memasuki era 2000-an hotel bersejarah tersebut mulai goyah. Itu terjadi setelah bermunculan hotel dan penginapan baru di sekitar kawasan Lembang. Badai krisis pandemi Covid-19 semakin memperparah kondisi keuangan Grand Hotel Lembang.
"Yang saya dengar manajemen Grand Hotel Lembang sudah berpindah. Saya tidak tahu penyebabnya apa, cuma sekarang emang kondisinya sepi," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kebudayaan), KBB, Heri Partomo, Selasa (26/4/2022).
Informasi yang diterimanya, bahkan Grand Hotel Lembang akan mengalami alih fungsi. Hanya saja belum diketahui pasti, oleh manajemen baru akan dibangun menjadi apa. Hanya saja jangan sampai heritage bangunan peninggalan Belanda ikut dibongkar.
Bangunan depan yang di sebelah kanan merupakan bangunan tua yang masuk cagar budaya. Kedua bangunan itulah yang harus diselamatkan karena memiliki nilai sejarah. Beberapa kegiatan cagar budaya yang dilakukan starting poinnya juga beberapa kali dimulai dari Grand Hotel Lembang.
"Bangunan Grand Hotel Lembang masuk cagar budaya. Perlu dipertahankan, jangan sampai bangunannya dibongkar. Kalau mau dialihfungsikan yang lainnya saja, tapi bangunan yang masuk cagar budaya jangan dirusak," tuturnya.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait