Desa Adat Kasepuhan Ciptagelar. (Foto: sukabumikab.go.id)

SUKABUMI, iNews.id - Desa Adat Kasepuhan Ciptagelar merupakan sebuah desa di Kabupaten Sukabumi yang masyarakatnya masih memegang erat tradisi karuhun atau leluhur orang Sunda. Berbagai kegiatan dilakukan sesuai kebiasaan nenek moyang seperti cara bertani hingga gaya berpakaian. 

Kuatnya mempertahankan tradisi itu menjadikan keunikan tersendiri bagi para wisatawan. Mereka yang berkunjung biasanya sangat antusias untuk mengenali dan mempelajari cara hidup sesuai budaya lokal.

Meskipun masyarakat Desa Adat Kasepuhan Ciptagelar memegang teguh tradisi leluhur, modernisasi tidaklah mereka tolak. Faktanya di sana terdapat aliran listrik yang bersumber dari PLTA yang dibangun secara swadaya. 

Selain itu, juga didirikan stasiun televisi dan radio yang dikelola oleh masyarakat sekitar. Secara geografis, Desa Adat Ciptagelar terletak di pedalaman Gunung Halimun-Salak. Dengan kondisi tersebut, suasana asri dan sejuk sudah pasti bisa dirasakan oleh para wisatawan.

Lalu, seperti apa Desa Adat Kasepuhan Ciptagelar? Berikut penjelasan singkat yang dirangkum iNews.id dari berbagai sumber:

1. Orang Ciptagelar

Desa Adat Kasepuhan Ciptagelar adalah wilayah yang dihuni oleh orang Ciptagelar yang merupakan sub-etnis dari Suku Sunda. Kampung ini berada di wilayah Kampung Sukamulya, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. 

Yang menjadi ciri khasnya terletak pada lokasi dan bangunan rumah yang masih berpegang pada tradisi orang Sunda zaman dulu. Orang yang menempati Desa Ciptagelar dikenal dengan sebutan kasepuhan. 

Kata kasepuhan berasal dari kata sesepuh menggunakan kata ka-an yang berarti tempat tinggal seorang sesepuh. Ini merujuk pada masyarakat di dalamnya yang masih memegang teguh tradisi leluhur

2. Sejarah Singkat

Desa Adat Kasepuhan Ciptagelar didirikan oleh pasukan Kerajaan Sunda yang menuruti perintah dan dibebaskan karena Prabu Siliwangi ingin moksa. Para prajurit ini kemudian dipisahkan menjadi tiga kelompok, membentuk desa baru yang saling berhubungan. 

Salah satunya adalah Kampung Gede yang berfungsi sebagai pusat kasepuhan. Kampung Gede pernah berpindah-pindah beberapa kali untuk menghindari pengaruh imperialisme Jepang dan konflik politik DI/TII.


Editor : Asep Supiandi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network