BANDUNG, iNews.id - Rumah Adat Suku Baduy sangatlah unik dan menarik untuk dikupas, baik dari aspek folosofis maupun konstruksi. Selain itu Rumah Adat Suku Baduy dibangun tidak secara asal-asalan, namun penuh dengan perhitungan matang yang disandarkan pada adat istiadat setempat yang konon memiliki 1001 pantangan.
Warga Baduy memiliki filosofi ini yang ditanamkan dari generasi ke generasi dan dituturkan dalam beberapa kalimat seperti: “lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambung” yang artinya panjang tak boleh dipotong, pendek tak boleh disambung. Filosofi ini mempunyai makna yang mendalam bahwa apa yang telah diberikan oleh Tuhan terhadap manusia berupa limpahan kekayaan alam, haruslah di jaga karena pada hakikatnya Tuhan telah memenuhi apa yang menjadi kebutuhan manusia, bukan apa yang menjadi keinginan manusia.
Begitu pula dalam membangun rumah, nilai filosfis menjadi dasar serta adanya pantangan yang dipegang teguh hingga saat ini. Hasilnya, sangat luar biasa, meski dibangun dengan konstruksi sederhana, Rumah Adat Suku Baduy mampu bertahan hingga ratusan tahun dan tahan terhadap gempa.
Suku Baduy dalam membangun rumah sangat memperhatikan kapan dibangun, materialnya apa, boleh dan tidak boleh digunakan, ke mana bagian depan rumah menghadap. Semua itu akan diperhatikan secara detail sebelum membangun rumah.
Berikut ulasan singkat Rumah Adat Baduy yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Tanpa paku
Untuk pemilihan material Rumah Adat Suku Baduy, hanya menggunakan material yang terdapat dari hutan, seperti kayu, bambu, ijuk, rotan dan daun rumbia. Suku Baduy dilarang menggunakan paku dari besi untuk memperkokoh rumah. Semua material itu diganti menggunakan tali dari kulit atau akar pohon atau pasak dari kayu. Rumah ini juga tidak boleh dicat dan diberi macam variasi, agar terjaga kealamiannya.
2. Simbol Kesederhanaan
Secara umum Rumah Adat Suku Baduy memiliki gaya bangunan panggung. Bahan yang bisa digunakan untuk bangunan Rumah Adat Suku Baduy adalah bambu. Rumah tersebut merupakan simbol kesederhanaan dari masyarakatnya. Adapun keutamaan yang ingin didapat dari bangunan rumah ini adalah fungsi perlindungan dan kenyamanan. Selain itu semangat kekeluargaan di Suku Baduy masih sangat kental, sehingga dalam proses pembangunan Rumah Adat Suku Baduy melibatkan warga sekitar dengan cara gotong royong.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait