3. Bagian-bagian Rumah
Rumah Adat Suku Baduy pada umumnya memiliki struktur bangunan yang tinggi menyerupai rumah panggung. Hal ini dikarenakan kontur tanah yang biasa dihuni tidak rata. Untuk menyesuaikan dengan keadaan ini, maka pada bagian yang miring ataupun tidak rata dan bergelombang maka biasanya masyarakat Baduy meletakkan batu kali yang ditumpuk.
Fungsi utama dari batu ini adalah sebagai penyangga bangunan yang dikhawatirkan tanahnya bergerak ataupun longsor. Rumah Adat Suku Baduy dibangun dengan mengikuti kontur tanah tempat didirikannya bangunan. Hal inilah mengapa orang Baduy sering kali disebut sangat menjaga kelestarian lingkungan.
Bagian atap dari Rumah Adat Suku Baduy ini terdiri atas daun yang disebut dengan sulah nyanda. Nyanda memiliki makna bersandar dalam posisi tidak lurus namun agak merebah ke arah belakang. Hal ini terlihat dari posisi sulah nyanda yang dibuat panjang dan memiliki derajat kemiringan yang lebih rendah di bagian kerangka di bawah atap.
Bagian bilik rumah dan pintu dibuat dari anyaman bambu. Anyaman ini disusun dan dianyam secara vertikal yang dikenal dengan nama sarigsig. Teknik ini dibuat berdasarkan perkiraan saja dengan tidak diukur terlebih dahulu. Adapun untuk keamanan rumah, maka pemilik rumah biasanya membuat dua buah kayu yang disusun menjadi palang sehingga bisa ditarik dan didorong dari bagian luar rumah.
Sebagian besar dan bahkan seluruh bagian dari rumah adat ini menggunakan material yang seluruhnya berasal dari alam. Tentu saja dengan tetap mempertimbangkan kelestarian alam dengan menggunakan seperlunya saja. Seluruh bangunan rumah tinggal Suku Baduy menghadap ke utara-selatan dan saling berhadapan.
Menghadap ke arah barat dan timur tidak diperkenankan berdasarkan adat yang berlaku di perkampungan Suku Baduy. Rumah Adat Suku Baduy dibagi dalam tiga bagian, yaitu bagian sosoro (depan), tepas (tengah) dan imah (belakang).
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait