Sejurus kemudian, Dedi meminta sopir berhenti di suatu tempat untuk sekadar mengobrol dengan mereka. Dalam obrolan itu, sopir curhat mengenai tingginya beban yang harus ditanggung sopir saat terjadi kenaikan BBM.
"Meskipun BBM naik, ongkos angkut tidak ikut naik pak. Dengan kenaikan BBM ini, saya kehilangan Rp400.000 untuk biaya BBM. Seharusnya uang itu bisa dibawa pulang ke rumah. Dengan kondisi seperti ini, paling saya mendapat uang Rp250.000 untuk dua hari bekerja," kata sopir.
Mendengar curhatan sopir seperti itu Dedi menyebutkan, kenaikan BBM telah memberikan beban berat bagi warga miskin seperti sopir truk. Mereka harus kehilangan pendapatan gegara penghasilannya dialokasikan untuk kebutuhan BBM armada.
Aksi Dedi Mulyadi tersebut direkam kemudian diposting di akun media sosialnya. Postingan itu menggambarkan kesulitan dan beban masyarakat kecil di saat naiknya harga BBM.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait