Sebuah truk pengangkut kotoran hewan bergambar Dedi Mulyadi melintas di jalan. Dedi kemudian menyetopnya untuk sekadar mengobrol. (Foto: Istimewa)  

PURWAKARTA, iNews.id - Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi menyetop truk pengangkut kotoran hewan (kohe) hingga membuat sopir terheran-heran. Dedi sengaja menyetop truk itu gegara ada lukisan dirinya di bagian bak belakang. 

Awalnya mantan bupati itu dengan mobilnya sedang melaju di jalan. Dari kejauhan tampak sebuah truk melaju lambat karena muatannya penuh. Begitu truk didekati, ternyata ada lukisan Dedi Mulyadi di bak belakang dengan tulisan "Jati diri urang Sunda".

"Ada satu truk lagi, jati diri urang Sunda. Ini foto foto saya zaman dulu," ujar Dedi sembari membuntuti truk tersebut.

Tak lama kemudian mobil Dedi menyalip truk dan meminta sopir yang masih berusia belia itu untuk meminggirkan kendaraan. Diperintah demikian, sopir pun menuruti dengan menghentikan truknya di bahu jalan.

"Ngangkut naon ieu teh (mengangkut apa ini)," tanya Dedi kepada sopir dan kernet truk yang menghampirinya.

"Ngangkut kotoran ayam Pak dari Tanggerang mau ke Ciwidey, Bandung," ujar sopir.

Setelah sedikit mengobrol kemudian mereka bertukar tempat, kernet disuruh naik ke mobil Dedi Mulyadi. Sedangkan mantan Bupati Purwakarta itu menemani sopir di dalam truk pengangkut kotoran ayam.

Selama perjalanan keduanya pun terlibat percakapan hingga akhirnya Dedi menanyakan siapa membuat lukisan dirinya di bagian belakang truk. Sopir pun menjawab lukisan itu dibuat atas inisiatif majikannya yang memiliki truk tersebut bernama H Deni. Mendapat informasi itu Dedi pun langsung video call dengan H Deni.

Sejurus kemudian, Dedi meminta sopir berhenti di suatu tempat untuk sekadar mengobrol dengan mereka. Dalam obrolan itu, sopir curhat mengenai tingginya beban yang harus ditanggung sopir saat terjadi kenaikan BBM.

"Meskipun BBM naik, ongkos angkut tidak ikut naik pak. Dengan kenaikan BBM ini, saya kehilangan Rp400.000 untuk biaya BBM. Seharusnya uang itu bisa dibawa pulang ke rumah. Dengan kondisi seperti ini, paling saya mendapat uang Rp250.000 untuk dua hari bekerja," kata sopir.

Mendengar curhatan sopir seperti itu Dedi menyebutkan, kenaikan BBM telah memberikan beban berat bagi warga miskin seperti sopir truk. Mereka harus kehilangan pendapatan gegara penghasilannya dialokasikan untuk kebutuhan BBM armada.

Aksi Dedi Mulyadi tersebut direkam kemudian diposting di akun media sosialnya. Postingan itu menggambarkan kesulitan dan beban masyarakat kecil di saat naiknya harga BBM.


Editor : Asep Supiandi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network