Ciri lain dari oli palsu itu, ujar Pailo Rizky, saat dicek menggunakan kerja, pelumas itu merembes. Padahal oli biasa sangat kental dan tidak mudah meresap ke kertas. "Saya sangat kecewa karena oli palsu sudah beredar di Kabupaten Bandung," ujar Pailo Rizky.
Selain kehilangan uang untuk membeli oli palsu, Pailo Rizky juga harus menanggung dampak pelumas KW tersebut. Dia harus memperbaiki mesin motor dengan biaya lebih besar.
"Saya berharap petugas berwenang bertindak agar peredaran oli palsu ini bisa diminalisir karena sangat merugikan masyarakat. Saya juga mengimbau masyarakat lebih teliti dan memperhatikan mekanik saat mengganti oli atau pun saat kendaraan diservis," tuturnya.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait