Prof Nana Sulaksana menyatakan, erupsi gunung berapi sudah bisa diprediksi sebelumnya berdasarkan tanda-tanda alam yang muncul. Hal ini juga telah didukung protokol mitigasi yang baik. Informasi erupsi sudah dapat disampaikan ke masyarakat satu jam sebelum letusan berapi.
“Dalam ukuran satu hari atau satu jam sudah termasuk bagus berdasarkan kacamata mitigasi bencana. Jadi, erupsi Semeru kemarin bukanlah sesuatu yang terjadi tanpa pemberitahuan,” ujarnya.
Gunung Semeru, tutur Prof Nana, memiliki karakter sendiri. Hal ini disebabkan setiap kompleks gunung berapi di Indonesia memiliki dapur magmanya tersendiri. “Antara satu gunung api dengan yang lain sebenarnya berbeda. Karena itu, karakternya juga berbeda karena kandungannya berbeda,” tutur Prof Nana.
Dilihat dari tipe letusan, kata Prof Nana, berdasarkan hasil penelitian dan historis, Gunung Semeru secara spesifik memiliki erupsi besar. Setelah itu, gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut kemudian akan tertidur kembali.
Editor : Agus Warsudi
Erupsi Gunung Semeru erupsi semeru gunung semeru gunung semeru erupsi gunung semeru meletus semeru lereng semeru letusan gunung semeru Unpad Bandung
Artikel Terkait