KUNINGAN, iNews.id - Ribuan warga Desa Benda, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan membendung Sungai Cisanggarung untuk pemenuhan kebutuhan air akibat kemarau. Tidak hanya itu, air yang dibendung ini juga dialirkan ke areal persawahan yang mengering.
Sungai dibendung menggunakan tumpukan batu bronjong yang dikerjakan warga dengan gotong-royong. Nantinya air dari sungai ini bisa dialirkan ke saluran irigasi yang masuk ke permukiman padat penduduk dan areal persawahan.
Menurut Kepala Desa Benda, Ono Suwarno, pembuatan bendungan seperti ini merupakan tradisi warga di desanya yang dilakukan secara turun temurun. Terutama di saat memasuki musim kemarau dan pasokan air untuk kebutuhan warga sudah mulai menipis.
"Karena sumur sudah mulai mengering warga mengandalkan aliran sungai sebagai sumber air. Petani juga sudah mulai kesulitan untuk mengairi sawahnya," kata Ono, Kamis (4/8/2022).
Menurutnya, dengan memanfaatkan Sungai Cisanggarung yang airnya berasal dari Waduk Darma. Air dari bendungan itu digunakan untuk keperluan sehar-hari seperti mandi dan mencuci.
Sementara itu, untuk pembuatan bendungan, warga menggunakan lebih dari 300 bronjong bambu yang berisi batu. Pembangunan dilakukan secara gotong-royong dengan melibatkan 1.000 orang dengan waktu pengerjaan selama lebih dari tiga hari.
"Untuk membuat bronjong bambu, diperlukan 2.000 batang bambu. Sehingga kurang lebih 700 batang bambu diambil dari kebun warga," kata pemuda setempat, Puji Resti.
Untuk membuat bendungan seperti ini, jika dirupiahkan dalam bentuk tunai sekitar Rp200 juta. Sumber pendanaan berasal dari swadaya masyarakat.
Editor : Asep Supiandi