Pandangan Iendra, Kang Emil tidak ada sedikit pun ingin membuat jarak dengan 27 kabupaten/kota. Justeru sebaliknya, sejak awal orang nomor satu di Jabar itu selalu berusaha merangkul dalam membangun Jabar lewat konsep kolaborasi.
"Kami selalu mencoba mix and match antarsudut pandang. Sudut pandang yang digunakan adalah administrasi. Kita berusaha membuat guyub dengan bupati/wali kota," bebernya.
Salah satu yang ditekankan Kang Emil, imbuh Iendra, segala sesuatu yang diajukan ke provinsi harus clear. Apabila tidak, maka program atau usulan bagaimana pun tidak akan lolos di Bappeda.
"Jika itu bagus dan mendesak, persoalan DED juga diupayakan oleh provinsi. Semata-mata bukan untuk gubernur, tapi masyarakat. Pendekatan itu bukan untuk menhindari ketakutan, tapi membuat suasana atau menyamakan persepsi," tuturnya.
Sementara itu, Akademisi Kebijakan Pembangunan, Ari Nurman menyoroti Jabar dari sisi IPM. Jika dibandingkan dengan DKI Jakarta dan Jawa Tengah pada 2017, Jabar cukup tertinggal jauh.
Walaupun anggaran Jabar mencapai ratusan triliun, namun ada puluhan juta penduduk yang harus diurus. Sedangkan DKI Jakarta dan Yogyakarta, jumlah penduduknya tidak lebih banyak dari Jabar.
Editor : Agus Warsudi
gubernur jawa barat ridwan kamil gubernur ridwan kamil ridwan kamil karya ridwan kamil Provinsi Jabar
Artikel Terkait