Ariyanto menyatakan, JPU bisa membuktikan rangkaian kejadian penganiayaan keji yang menyebabkan meninggalnya Maman. Mulai dari tempat kejadian perkara (TKP) pertama, kedua, hingga proses korban dikuburkan seadanya.
Saat ini, Kejari Garut masih menunggu salinan putusan lengkap dari PN Garut atas perkara tersebut. “Tentu kami menghargai putusan yang telah dijatuhkan oleh yang mulia hakim. Namun dari sisi putusan kami akan melakukan upaya banding karena putusan tersebut setengah dari tuntutan kami,” tutur Ariyanto.
Kasipidum Kejari Garut mengatakan, dari informasi yang diterima, ada beberapa hal yang meringankan para terdakwa dalam persidangan. “Salah satu yang kami ketahui bahwa ada perdamaian antara pelaku dan keluarga korban dan memberikan santunan sebesar Rp25 juta. Namun untuk detail lainnya, kami masih menunggu salinan lengkap dari putusan Majelis Hakim,” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, pengeroyokan dan penganiyaan keji dilakukan oleh belasan warga Cigedug terhadap terduga pencuri bernama Maman (40) terjadi pada 2021. Pascaperistiwa itu, belasan warga Kampung Senglek, Desa Sindangsari, Kecamatan Cigedug, ditangkap.
Editor : Agus Warsudi
aksi penganiayaan sidang penganiayaan kasus penganiayaan korban penganiayaan pelaku penganiayaan kasus pembunuhan sadis korban pembunuhan garut kabupaten garut
Artikel Terkait