get app
inews
Aa Text
Read Next : Warga Tetap Tolak Pembangunan TPST Cikupa KBB, jika Dipaksakan Ancam Demo 

Warga Dua RT di Padalarang KBB Alami Gangguan Pernapasan akibat Polusi Batu Bara

Kamis, 11 Agustus 2022 - 08:06:00 WIB
Warga Dua RT di Padalarang KBB Alami Gangguan Pernapasan akibat Polusi Batu Bara
Warga Kampung Cibingbin, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, KBB, menunjukkan debu dari pembakaran batu bara yang digunakan pabrik peleburan, Rabu (10/8/2022). (Foto/MPI/Adi Haryanto)

BANDUNG BARAT, iNews.id - Warga dua RT di Kampung Cibingbin, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengeluhkan gangguan pernapasan sesak, batuk, dan iritasi mata. Gangguan itu diduga akibat udara tercemar polusi batu bara dari sebuah pabrik. 

Polusi udara tersebut diduga bersumber dari aktivitas pabrik peleburan logam di dekat permukiman. Asap hitam pekat dari cerobong pabrik itu berterbangan dan menempel ke dinding rumah dan pakaian yang sedang dijemur. 

"Polusi itu sudah menyebabkan warga mengeluh sesak napas. Anak saya juga batuk dan pilek. Kata dokter dari polusi udara," kata Rina Sartika (36) warga Kampung Cibingbin, RT 06/04, Desa Laksanamekar, Padalarang, KBB, Rabu (10/8/2022). 

Rina Sartika menduga sumber polusi udara itu dari aktivitas pabrik peleburan logam yang lokasinya hanya beberapa meter dari permukiman. Kejadian ini sudah berlangsung sejak Ramadhan 2022 dan bertambah parah beberapa bulan terakhir. 

"Dari pagi udah mulai aktivitas sampai sore. Asap biasanya keluar dua jam sekali. Sampai kaya hujan debu pada nempel di jemuran dan rumah," ujar Rina Sartika. 

Warga lain, Dedeh Hartati (53) mengatakan, awalnya perusahaan tersebut meminta izin ke warga hanya sebagai gudang penyimpanan. Namun saat sudah berjalan ternyata melakukan aktivitas produksi yang meresahkan dan merugikan masyarakat. "Katanya buat gudang, tapi ternyata produksi. Sekarang ada debu hitam yang berterbangan ke pemukiman warga," kata Dedeh.

Sementara itu, Ketua RW 04 Desa Laksanamekar Agus Mulyana mengatakan, keluhan dari warga itu sudah disampaikan ke pihak perusahaan. Namun sampai saat ini belum mendapat respons. Ada dua RT, yakni 03 dan 06, dengan total sekitar 70 kepala keluarga (KK) yang terdampak paling parah polusi udara ini.

"Protes sudah dilaporkan tapi belum ada tanggapan. Warga juga mengeluh kalau perusahaan itu melanggar kesepakatan awal yang hanya sebagai gudang tapi malah jadi tempat produksi," kata Agus Mulyana.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut