Wabah Difteri di Pangatikan Garut Terjadi Diduga akibat Vaksinasi Rendah
"Awal Februari (2023) ada enam (meninggal diduga terkena virus difteri). Lalu tambah satu lagi pada 19 Februari," ujar Dewi Ambarwati.
Tim surveilans Dinkes Jabar, tutur dia, telah terjun ke lapangan bersama Pemkab Garut dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk melakukan pemeriksaan kepada masyarakat yang diduga sempat melakukan kontak langsung dengan pasien difteri.
"Jadi anak-anak di usia 15 tahun ke bawah di desa tersebut (Sukahurip) dilakukan outbrake respons. Jadi itu kamit akan suntikan imunisasi difteri semuanya," tutur dia.
Difteri, kata Dewi Ambarwati, adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman dan mudah menular serta dapat menyebabkan kematian dalam waktu 72 jam apabila tidak diberikan andifteri serum.
"Jadi sebenarnya ini (virus difteri) lebih berbahaya dari Covid-19, tapi tidak semasif covid karena sebenarnya dengan imunisasi (difteri) sudah bisa dicegah," ucap Dewi Ambarwati.
Diketahui, saat ini, tiga anak asal Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Garut, masih dirawat intensif di RSUD dr Slamet Garut. Kondisi mereka telah membaik, tetapi tetap harus dirawat selama satu pekan ke depan.
Editor: Agus Warsudi