TPT Lapang Cijagung Sukabumi Belum Diperbaiki, Warga Khawatir Longsor Susulan

SUKABUMI, iNews.id - Warga di sekitar lokasi Tembok Penahan Tanah (TPT) Lapang Cijagung di Kampung Cijagung RT 31/08, Desa Gedepangrango, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, khawatir longsor susulan. Pasalnya, bangunan TPT yang ambruk beberapa waktu lalu belum juga diperbaiki.
Bahkan, material longsoran masih berserakan di sekitar rumah warga dan belum dibersihkan sejak peristiwa TPT ambruk pada Kamis (22/6/2023) lalu. Bongkahan batu sisa longsoran TPT belum juga dievakuasi serta masih menutupi gang perkampungan kampung tersebut.
Salah satu warga terdampak, Siti Nurjanah (21) mengatakan, setiap hari keluarganya harus merasa waswas akan adanya potensi longsor susulan. Mengingat rumahnya yang paling berdekatan dengan lokasi ambruknya TPT.
"Ya gimana ya susah diceritain, waswas. Apalagi kalo lagi hujan, air pasti turun ke sini semua. Waktu ambruk kemarin aja batu-batu dari tembok masuk ke kolong rumah saya. Coba kalo rumah saya tidak panggung, sudah hancur diterjang batu," ujar Siti di rumahnya kepada iNews.id, Selasa (11/7/2023).
Selain itu, Siti mengatakan bahwa keluarganya terpaksa harus mengungsi ke rumah mertuanya saat hujan, bahkan ketika langit mulai terlihat mendung. Perasaan waswas menghantui dirinya dan keluarganya jika hujan akan turun, trauma takut kejadian longsor terjadi kembali.
Sementara itu, Ketua RT setempat, Isep Saepul Alam mengatakan, warganya berharap agar semuanya dapat terselesaikan dengan cepat, terutama Lapang Cijagung yang saat ini dipakai untuk pembuangan tanah dari proyek cut and fill pembangunan Jalan Lingkar Utara.
"Alhamdulillah kalau bantuan mah udah ada dari pemerintah, cuma ya itu untuk lapang pengen segera di selesaikan seperti sediakala. Pihak pengembang proyek sempat akan memberi santunan kepada warga terdampak, akan tetapi warga setempat sepakat untuk menolak santunan tersebut," ujar Isep.
Lebih lanjut Isep mengatakan, mandor proyek cut and fill pengerjaan TPT tersebut, mendatangi warga untuk memberikan uang santunan. Namun warga banyak yang menolak, alasannya bukan ingin uang akan tetapi lapang untuk kegiatan warga harus segera diselesaikan.
Editor: Asep Supiandi