get app
inews
Aa Text
Read Next : Investor Jerman Ambil Alih Proyek TPPAS Lulut Nambo, Total Investasi 133,3 Juta Dolar AS

TPPAS Lulut Nambo Dipastikan Terapkan Teknologi Ramah Lingkungan

Rabu, 24 Maret 2021 - 12:43:00 WIB
TPPAS Lulut Nambo Dipastikan Terapkan Teknologi Ramah Lingkungan
Areal proyek TPPAS Lulut Nambo seluas 15 hektare di Kabupaten Bogor. (Foto/Istimewa)

BANDUNG, iNews.id - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jasa Sarana telah menentukan mitra untuk pengelolaan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jasa Sarana juga memastikan, TPPAS Lulut Nambo menerapkan teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan sampah.

Direktur Utama PT Jasa Sarana Hanif Mantiq mengatakan, mitra asal Jerman, Euwelle Environmental Technology GmbH telah berpengalaman dalam pengelolaan sampah berbasis ramah lingkungan.

Menurut Hanif, Euwelle telah menerapkan teknologi maximum yield technology (MYT) di beberapa negara asia, seperti China, Vietnam, dan Thailand. 

Saat ini, kata Hanif, Euwelle siap bekerja sama dengan Indonesia untuk menerapkan teknologi tersebut, khususnya di proyek TPPAS Lulut Nambo.

Teknologi MYT, ujar Hanif, dipilih karena keunggulan dalam memanfaatkan secara maksimal proses daur ulang limbah sampah rumah tangga/perkotaan, sehingga menghasilkan potensi energi maksimum yang dikombinasikan melalui inovasi teknologi tinggi.

"Teknologi MYT tersebut terdiri dari 5 tahap, yakni waste intake, mechanical processing, bilogical stage, biological drying dan mechanical material separation," sebut Hanif di Bandung, Rabu (24/3/2021).

Lebih lanjut Hanif mengatakan, TPPAS Lulut Nambo adalah tempat pengelolaan sampah yang berdiri di atas lahan seluas 15 hektare dengan kapasitas sampah 1.800 ton per hari yang diperuntukkan untuk mengelola sampah dari beberapa daerah, di antaranya Kota dan Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kota Tangerang Selatan.

Beberapa output dari pengelolaan sampah rumah tangga tersebut  berupa refused derived fuel (RDF), bulir pupuk, dan biogas. Produk RDF akan dijual sebagai bahan bakar ramah lingkungan untuk pabrik semen seperti Indocement dan bulir pupuk dapat dijual ke PT Pupuk Indonesia atau masyarakat sesuai harga pasar.

"Hasil ekstraksi berupa biogas pun dapat menjadi sumber energi terbarukan untuk pembangkit listrik demi menunjang tarif listrik EBTKE (energi baru terbarukan konversi energi) yang lebih kompetitif melalui PLN," katanya.

Pengolahan sampah yang ramah lingkungan ini, kata Hanif, merupakan pilot project persampahan pertama di Provinsi Jabar yang menggunakan teknologi pengolahan sampah modern. 

Hanif menuturkan, skema proyek TPPAS Lulut Nambo berupa public private partnership (KPBU), yaitu alternatif pembiayaan selain APBD dari pemerintah. 

PT Jasa Sarana sudah menjajaki skema pembiayaan untuk pembangunan TPPAS Lulut Nambo melalui sumber pendanaan dengan bermitra bersama Indonesia Infrastructure Finance (IIF), PT SMI (Sarana Multi Infrastruktur) dan Bank Jabar Banten (bank bjb).

Pembangunan pengolahan sampah modern di TPPAS Lulut Nambo ini adalah wujud komitmen Pemprov Jabar dalam menyelesaikan permasalahan sampah regional perkotaan. 

Dengan penerapan teknologi tinggi dalam pengelolaan sampah, TPPAS Lulut Nambo juga diharapkan menjadi solusi dan menjadi contoh penanganan sampah di Jabar maupun Indonesia. 

"Konstruksi TPPAS Nambo akan dimulai pada tahun 2021 dan diharapkan dapat beroperasi secara optimal pada tahun 2022," tutur Hanif. 

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyambut baik kehadiran investor asal Jerman, Euwelle Environtmental Technology GmBH yang mengambil alih proyek TPPAS Lulut Nambo.

Proyek TPPAS Lulut Nambo mangkrak sejak dicanangkan Rabu 21 Juni 2017 silam. Mangkraknya proyek yang digadang-gadang menyedot investasi hingga 46 Juta USD itu terjadi akibat wanprestasi yang dilakukan pihak investor terdahulu.

Berkaca pada pengalaman tersebut, Ridwan Kamil akhirnya menghentikan kerja sama proyek TPPAS Lulut Nambo dengan pihak investor tersebut dan membuka pintu bagi investor lain untuk menyelesaikan TPPAS bagi warga Bogor Raya dan sekitarnya itu.

Setelah melalui proses penjajakan, kata Ridwan Kamil, akhirnya investor asal Jerman, yakni perusahaan Uwell tertarik bekerja sama membangun TPPAS Lulut Nambo. Dia berharap, dengan bergabungnya investor baru tersebut, proyek TPPAS Lulut Nambo dapat segera rampung dan beroperasi.

"Ini adalah arahan dari saya, memberhentikan investor terdahulu yang sudah panjang lebar kita pilih ternyata wanprestasi," ujar Ridwan Kamil dalam kegiatan Jabar Punya Informasi (Japri) yang digelar secara virtual dari Rumah Dinas Gubernur Jabar, Gedung Negara Pakuan, Kota Bandung, Selasa (23/3/2021).

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut