Terowongan Tertua di Jawa Barat, Lampegan di Cianjur dan Kisah Nyi Sadea
Sebab, Stasiun Lampegan sekarang hanya disinggahi Kereta Api Siliwangi yang menghubungkan Stasiun Ciranjang, Cianjur, dan Sukabumi.
Berdasarkan cerita masyarakat, mereka kerap melihat penampakan Nyi Sadea di teroworangan. Dia sekali-kali sering menampakan diri di terowongan dalam penampilan perempuan cantik berkebaya merah.
Selain itu, saat ini, Stasiun Lampegan dijadikan jalur wisata. Sebab, stasiun itu tidak jauh dari situs megalitikum, Gunung Padang, Cianjur.
3. Saksi Bisu Pejuang
Selepas masa penjajahan Belanda, periode 1942-1945, Terowongan Lampegan dikuasai oleh tentara Jepang. Serdadu Jepang membuat sebuah pos penjagaan di sana.
Di akhir kekuasaan Jepang, Stasiun Lampegan kerap dijadikan sasaran penyerangan para pemuda Indonesia untuk mendapatkan senjata.
Setelah 1945, tentara Jepang pergi. Stasiun dan pos penjagaan di Terowongan Lampegan dikuasai serdadu Belanda. Kawasan Lampegan pun kerap menjadi ajang duel mortir antara TNI dengan KNIL.
Para pejuang bergerilya di wilayah sekitar Lampegan. Mereka bergerilya di hutan-hutan dekat Stasiun Lampegan untuk mengganggu para serdadu Belanda yang berpos di Lampegan.
Lokasi yang berbukit dan berada di tengah hutan, membuat terowongan Lampegan strategis untuk melawan dan bersembunyi dari penjajah. Lampegan merupakan lokasi ideal untuk ajang duel mortir guna menakut-nakuti serdadu Belanda.
Editor: Agus Warsudi