Tak Semua Sekolah di Kota Bandung Gelar PTM Terbatas pada Juli 2021, Ini Alasannya

BANDUNG, iNews.id - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung tengah melakukan persiapan untuk menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada Juli 2021 mendatang. Namun PTM terbatas itu tak dilaksanakan di semua sekolah.
Alasannya, tak semua sekolah memenuhi standar pelaksanaan PTM sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri. Seperti, sarana prasana, dan sumber daya manusia (SDM) yang belum semuanya siap.
"Tidak semua sekolah mampu memenuhi standar pelaksanaan PTM sesuai SKB 4 Menteri," kata Kadisdik Kota Bandung Hikmat Ginanjar, Sabtu (29/5/21).
Saat ini, ujar Hikmat, Disdik Kota Bandung tengah melakukan beberapa tahap persiapan PTM terbatas. Seperti, menggelar rapat pimpinan (rapim) membahas mekanisme PTM terbatas, focus group discussion (FGD) dengan stakeholder.
Kemudian, melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan satuan kerja perangat daerah (SKPD) terkait, dan kewilayahan hingga melaksanakan monitor dan evaluasi kesiapaan sekolah.
"Kami akan meninjau instrumen kesiapan. Kalau hasil monitoring dan evaluasi, sekolah tersebut belum siap, tidak bisa melaksanakan PTM terbatas," ujarnya.
Hikmat menuturkan, Disdik Kota Bandung selalu mengingatkan terkait kesehatan pendidik dan peserta didik. Seluruh peserta didik tetap diizinkan belajar di rumah secara daring bersama orang tua.
Dalam aturan PTM terbatas, Disdik tetap menyediakan pembelajaran secara daring. "PTM terbatas tidak boleh dipaksakan. PTM terbatas hanya dilaksaiakan oleh sekolah yang sudah siap dan telah memenuhi uji kelaikan," tutur Hikmat Ginanjar.
Sekolah yang belum mendapatkan izin, kata Hikmat, Disdik Kota Bandung meminta untuk memperbaiki kesiapan para pendidik, tenaga kependidikan, dan sarana prasarana (sarpras).
"(Sekolah yang belum dapat izin) bisa mulai (melaksanakan PTM terbatas) pada Agustus atau bulan-bulan berikutnya setelah sarpras dan standar pelaksanaan PTM terpenuhi. Jadi jangan dipaksakan karena yang utama adalah keselamatan anak," ucap Kadisdik Kota Bandung.
Editor: Agus Warsudi