Siaran Analog Dimatikan, Warga KBB Sedih Tidak Bisa Nonton TV

BANDUNG BARAT, iNews.id - Warga di Kabupaten Bandung Barat (KBB) sedih tidak bisa nonton televisi setelah pemerintah mematikan siaran analog pada 2 Desember 2022 mulai pukul 00.00 WIB. Sedangkan untuk membeli set top box (STB) warga merasa keberatan karena harganya cukup mahal.
Penghentian siaran analog itu merupakan program migrasi televisi digital atau Analog Switch Off (ASO). Namun imbas kebijakan tersebut menjadi beban baru bagi masyarakat terutama meraka yang tidak mendapatkan jatah STB gratis dari pemerintah.
"Saya kira TV rusak kesamber petir karena semalem hujan deras turun. Pas liat informasi di HP ternyata dimatikan siaran analognya sama pemerintah," kata Heri (32), warga Kecamatan Cihampelas, KBN, Senin (5/12/2022).
Heri mengaku tidak mendengar secara langsung sosialisasi terkait penghentian siaran TV analog dan berganti ke digital. Hanya tahu dari obrolan para tetangganya yang juga mengalami nasib yang sama dengan dirinya.
Saat ini dia belum bisa lagi menonton TV lantaran belum punya uang untuk membeli STB seharga Rp200.000-Rp300.000. Penghasilannya sebagai pekerja serabutan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Saya harus mendahulukan yang prioritas, karena belum ada uang untuk beli alat pemancar, jadi sementara gak bisa nonton (siaran televisi)," ujar Heri.
Keluhan yang sama disampaikan Riki (38), warga Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor. Dia dan keluarganya memilih berhenti nonton TV sementara. Selain harga STB mahal, banyak tetangganya yang sudah pakai STB saluran TV digitalnya masih belum terjangkau.
"Harga STB kan lumayan mahal, bisa sampai Rp300.000. Tapi tetangga saya ada yang sudah pasang, tetap siarannya gak ketangkap," kata Riki.
Riki meminta pemerintah agar migrasi siaran TV analog ke digital ini didukung oleh sarana dan prasarana yang baik. Juga bantuan STB harus merata dan menyasar masyarakat yang benar-benar kurang mampu.
"Bantuan itu jangan ada yang dapat dan ada yang tidak. Kasihan masyarakat yang ekonomi pas-pasan terus harus mengeluarkan uang buat beli STB," ujar Riki.
Editor: Agus Warsudi