Sakti, Veteran BKR di Purwakarta Ini Selamat meski 10 Peluru Bersarang di Tubuhnya
PURWAKARTA, iNews.id - Seorang veteran Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan Tentara Keamanan Rakyat di Purwakarta bercerita panjang lebar saat perjuangan merebut Kemerdakaan Republik Indonesia. Meskipun usianya sudah renta, ingatan Sersan Mayor Purnawirawan Temang ketika berjuang dulu bersama Bataliyon I Purwakarta masih sangatlah kuat.
Dia bercerita panjang lebar kepada Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi yang kebetulan mengunjunginya di Purwakarta. Dedi sengaja menengok pejuang itu sebagai apresiasi di saat HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Serma Purnawirawan Temang tampak berperawakan kurus dengan kepala plontos. Saat disambangi, Temang sedang merintih kesakitan akibat infeksi pada luka tertusuk bambu pada kaki. Namun begitu mengetahui Dedi mengunjunginya dia langsung semringah dan menyambut hangat.
Dalam kesempatan itu Dedi sempat tercengang dengan bekas luka tembak yang ada di tubuh pria tua itu. Tidak tanggung-tanggung terdapat 10 bekas luka tembak di kaki, tangan, bahu hingga kepala. Bahkan bekas luka tembak di bahu seperti menganga akibat terkena proyektil berukuran besar.
"Ada sepuluh lubang bekas kena tembak saat perang dulu. Alhamdulillah pada waktu itu masih selamat," kata Temang.
Dia juga menyebutkan beberapa kali terlibat pertempuran di Bandung, Cikalongwetan dan Purwakarta. Semua yang dilakukannya itu sebagai bentuk perjuangan merebut kemerdekaan. Beberapa kali ditugaskan melakukan pengintaian di sekitar daerah Sasak Saat dengan berbekal senjata laras panjang.
"Pernah dibom dan hampir saja terkena ledakannya. Begitu ada bom langsung tiarap, sekujur tubuh penuh dengan tanah," kata dia.
Mendengar cerita dari Temang seperti itu Dedi pun takjub sekaligus bersukur masih bisa bertemu dengan veteran pejuang Kemerdakaan RI. Sebab pelaku-pelaku sejarah saat ini sudah banyak yang tiada. Selain itu Temang masih sehat walafiat meski mengalami keluhan sakit akibat infeksi pada luka di kaki.
"Jadi Bapa pernah kena tembak sepuluh kali," tanya Dedi kembali bertanya untuk meyakinkan.
Sebagai bentuk apresiasi, Dedi pun menghubungi dokter agar datang mengobati luka Temang. Beberapa lama berdialog Dedi pun sungkem untuk pamit.
Editor: Asep Supiandi