PVMBG: Ini Empat Dugaan Penyebab Jalan Km 122.400 Tol Cipali Ambles
BANDUNG, iNews.id - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Suber Daya Mineral (ESDM) menerjunkan tim ke lokasi jalan ambles di Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) kilometer (Km) 122.400 arah Jakarta. Hasilnya, PVMBG menduga ada empat penyebab jalan Tol Cipali ambles.
PVMBG menyimpulkan terdapat empat dugaan penyebab Km 122.400 Tol Cipali ambles:
Pertama, kemiringan lereng yang tidak tercantum curam, sehingga gerakan tanah relatif lambat. Kedua, kemungkinan material timbunan yang kurang padu atau mudah tererosi.
Ketiga, pengaruh dari erosi air permukaan (air hujan maupun aliran sungai) di kaki lereng mengingat lokasinya yang berada tidak jauh dari sungai besar. Terakhir, keempat, curah hujan yang tinggi menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah.
Kepala PVMBG Andiani mengatakan, empat kesimpulan dugaan penyebab tersebut didasarkan atas analisis yang dilakukan tim PVMBG di lokasi kejadian, Km 122.400 Tol Cipali.
Jenis gerakan yang terjadi di wilayah Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, Selasa (9/2/2021) pukul 03.00 dini hari itu, merupakan nendatan lambat atau rayapan yang ditandai dengan retakan pada badan jalan.
"Retakan terjadi pada badan jalan sepanjang 20 meter dengan kedalaman 1 meter pada jalur arah Jakarta," kata Andiani dalam keterangan resminya, Selasa (9/2/2021).
Secara umum, ujar Andiani, lokasi bencana yang berdampak retakan dan amblesnya jalan hingga tidak dapat dilalui kendaraan dan menyebabkan arus lalu lintas di Tol Cipali tersendat itu merupakan daerah landai hingga agak curam yang berada di bantaran Sungai Cipunagara dengan kemiringan lereng di bawah 20 derajat.
Lokasi bencana tersebut berada pada ketinggian 20-25 meter di atas permukaan laut. "Di sekitar area gerakan tanah tidak terdapat struktur geologi berupa lipatan maupun sesar/patahan," ujarnya.
Andiani menuturkan, berdasarkan Peta Prakiraan Terjadinya Gerakan Tanah Bulan Februari 2021 di Kabupaten Subang, ruas Jalan Tol Cipali km 122 juga berada pada wilayah dengan potensi gerakan tanah rendah.
"Artinya, pada zona ini jarang terjadi gerakan tanah, kecuali pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai dan gawir atau jika lereng mengalami gangguan. Sedangkan gerakan tanah lama (di sekitar lokasi bencana) telah mantap kembali," tutur Andriani.
Editor: Agus Warsudi