get app
inews
Aa Text
Read Next : Air Surut, Banyak Bangunan Bermunculan di Tengah Waduk Jatigede Sumedang

Puncak Musim Kemarau, PJT II Pastikan Tampungan Air Waduk Jatiluhur Masih Terkendali

Minggu, 24 September 2023 - 09:31:00 WIB
Puncak Musim Kemarau, PJT II Pastikan Tampungan Air Waduk Jatiluhur Masih Terkendali
Rampungan air Waduk Jatiluhur masih aman di saat puncak musim kemarau/ (Foto: Istimewa)

PURWAKARTA, iNews.id – Perum Jasa Tirta II (PJT II) memastikan kondisi tinggi muka air (TMA) waduk Jatiluhur, Purwakarta, masih terkendali. Kondisi TMA tersebut masih sesuai perencanaan dan hitungan yang sudah ditentukan. 

Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum yang dikelola dengan Sistem Waduk Kaskade yang tersusun dari hulu ke hilir, yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur (Ir. H.Djuanda), sehingga air keluar (limpasan) dari Waduk Saguling akan ditampung (diredam) oleh Waduk Cirata dan selanjutnya air keluar dari Waduk Cirata akan ditampung (diredam) oleh Waduk Jatiluhur, sebelum mengalir ke hilir Sungai Citarum meliputi Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi.

Sistem Waduk Kaskade tersebut dikelola dengan pola operasi 3 waduk yang disusun oleh Jasa Tirta II, PT. PLN Indonesia Power, PT. PLN Nusantara Power, BBWS Citarum, dan entitas lainnya yang terkait. 

Direktur Operasi dan Pemeliharaan Jasa Tirta II, Anton Mardiyono, mengatakan dalam pola operasi bersama 3 waduk pada bulan September sudah memasuki musim kemarau sehingga kondisi tinggi muka air waduk otomatis turun.

“Kami sudah prediksi dengan perencanaan operasi dan kondisi per hari ini masih sesuai rencana dan dalam garis batas operasi normal ya,” ucap Anton Mardiyono.

Saat ini kondisi TMA Bendungan Ir H Djuanda pada tanggal 21 September 2023 pukul 07.00 WIB berada di elevasi 94,36 mdpl dari garis batas operasi normal 93, 59 mdpl. 

Untuk ketersediaan air untuk kebutuhan layanan di bawah Waduk Jatiluhur,  Anton Mardiyono menegaskan secara prinsip pendistribusian air baik saat musim kemarau atau musim hujan memiliki prinsip pemberian air secara efektif. 

“Pemberian air harus dilakukan dengan prinsip tepat uang, tepat waktu dan tepat guna. Dalam pelaksanaannya, pemberian air pada musim kemarau memang harus ada effort yang lebih dari pemanfaat air di areal irigasi karena pemberian air sudah ditentukan waktu, kubikasi dan tempatnya. Artinya alokasinya sudah ditentukan,”ujar Anton Mardiyono.

Metode seperti itu dikenal juga dengan giring gilir air. Pola pemberian air seperti itu sudah normatif dirumuskan dan disepakati bersama dengan Komisi Irigasi dan petani pemanfaat air. 

“Kedisiplinan para petani ini yang mungkin jadi perlu effort lebih, sehingga alokasi air yang diberikan bisa optimal. Petani bisa mendapatkan informasi jadwal giring gilir air dari petugas di lapangan kemudian setiap kabupaten kota memiliki Komisi Irigasi yang biasanya selalu standby apabila dalam kondisi seperti ini,” kata Anton Mardiyono.

Editor: Asep Supiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut