Proyek Pembangunan Tol Cisumdawu Terganjal Masalah Pembebasan Lahan

BANDUNG, iNews.id - Pembangunan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdau) sebagai akses utama menuju Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kertajati, Majalengka hingga kini masih terkendala masalah pembebasan lahan. Akibatnya, upaya percepatan pembangunan jalan Tol Cisumdawu terhambat.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar Hery Antasari mengungkapkan, masalah pembebasan lahan yang menghambat penyelesaian proyek pembangunan Tol Cisumdawu yang membentang sepanjang 61,6 kilometer dari Cileunyi, Kabupaten Bandung hingga Dawuan, Kabupaten Majalengka itu, terutama terjadi di seksi VI B.
Menurut Hery, jika persoalan tersebut tuntas awal 2021 ini, pekerjaan kontruksi dapat segera dilakukan. "Ini proses kontruksinya lagi dikejar," kata Hery di Bandung, Jumat (15/1/2021).
Meski begitu, ujar Hery, berdasarkan informasi yang didapatnya dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pembangunan Tol Cisumdawu tetap ditargetkan rampung 2021 ini. "PUPR menyampaikan (Tol Cisumdawu) 2021 selesai," ujarnya.
Hery sangat berharap, persoalan yang menghambat percepatan pembangunan Tol Cisumdawu dapat segera diselesaikan. Pasalnya, kehadiran Tol Cisumdawu bakal menjadi berkah bagi Bandara Kertajati.
Menurutnya, jika Tol Cisumdawu rampung, maka dari sisi kapasitas, tol tersebut bisa mengkoneksikan arus barang dan orang dari wilayah Bogor Depok, Bekasi, Karawang, dan Purwakarta (Bodebekarpur) serta Bandung Raya ditambah sebagian wilayah Jawa Tengah.
"Kertajati kedua terbesar setelah Soekarno-Hatta, ini masih banyak potensi wilayah yang belum terlayani hingga Jawa Tengah, ini pasar," tutur Hery.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil memastikan, Pemprov Jabar akan terus menjadi bagian dari percepatan pembangunan Tol Cisumdawu. Masih belum terkoneksinya akses utama menuju Bandara Kertajati itu membuat banyak calon penumpang pesawat memilih terbang dari Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Cengkareng, Tangerang, Banten.
"Kuncinya hanya satu, yaitu jalan tol. Jalan tol yang belum selesai membuat warga memilih yang mungkin lebih nyaman bagi mereka. Jadi, apapun pertanyaan Kertajati, jawabannya itu (jalan Tol Cisumdawu)," kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil mengemukakan, pihaknya akan terus memaksimalkan pelayanan di Bandara Kertajati, meski ada beberapa keterbatasan. Terdapat sejumlah faktor yang membuat aktivitas Bandara Kertajati belum maksimal, salah satunya kondisi penerbangan nasional yang tengah menurun akibat pandemi Covid-19.
"Kami dari pemerintah selalu berupaya memaksimalkan dengan keterbatasan yang ada. Kami tidak tinggal diam. Tapi, faktor ini, namanya hubungan dagang antara konsumen dan pelayanan tentu keputusan ada di konsumen. Konsumen akan memilih mana yang mudah, mana yang nyaman," ujarnya.
Diketahui, pembangunan Tol Cisumdawu terbagi ke dalam enam seksi. Seksi I Cileunyi-Rancakalong, seksi II Rancakalong-Sumedang, seksi III Sumedang-Cimalaka, seksi IV Cimalaka-Legok, seksi V Legok-Ujung Jaya, dan seksi VI Ujung Jaya-Dawuan.
Pembangunan Tol Cisumdawu rencananya dikerjakan oleh pemerintah bekerja sama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Adapun seksi I dan II dikerjakan oleh pemerintah, sedangkan pengerjaan seksi III-VI menjadi kewenangan BUJT.
Tol Cisumdawu juga dikenal sebagai jalan tol satu-satunya di Indonesia yang memiliki terowongan kembar (twin tunnel) sepanjang 472 meter dengan diameter 14 meter.
Editor: Agus Warsudi