Pria Simpan Jasad Ibu Selama Satu Tahun, Alasannya Bikin Geram
WINA, iNews.id - Seorang pria menyimpan jasad ibunya di ruang bawah tanah selama satu tahun terakhir. Alasan pria itu menyimpan jasad ibunya yang berusia 89 tahun karena ingin terus menikmati uang tunjangan perempuan yang melahirkannya tersebut.
Peristiwa ini terjadi Innsbruck, Tyrol, Austria. Pria lansia berusia 66 tahun yang menyimpan jasad ibunya tersebut kemudian ditangkap polisi.
Kasus ini terbongkar setelah seorang tukang pos pengantar tunjangan lansia korban datang meminta bertemu dengan penerima manfaat tunjangan. Namun tukang pos tidak bisa bertemu korban.
Pelaku meminta uang tunjangan itu diberikan, tetapi tukang pos menolak, lalu melapor ke polisi. Sebelumnya kakak pelaku juga sempat curiga karena ibu mereka tak terlihat di rumah. Saat itu, pelaku beralasan, ibu mereka sedang dirawat di rumah sakit.
Setelah menerima laporan, polisi melakukan penyelidikan. Akhirnya, jasad sang ibu ditemukan di ruang bawah tanah rumah pelaku.
Berdasarkan penyelidikan polisi, korban sang ibu tinggal berdua dengan anaknya di rumah itu. Perempuan renta tersebut meninggal pada Juni 2020 dan menderita demensia atau pikut.
"Pria berusia 66 tahun itu kemudian menyimpang jasad ibunya agar bisa terus mendapat manfaat dari tunjangan korban," kata polisi dalam keterangan seperti dikutip dari AFP, Jumat (10/9/2021).
Pelaku mengaku, untuk mengawetkan, jasad ibunya direndam dengan es agar tak mengeluarkan bau. Setelah beberapa hari, jasad dibungkus menggunakan perban agar cairan tubuh korban terserap. Setelah itu, pelaku melumuri ibunya dengan kotoran kucing sampai akhirnya menjadi mumi.
Dari perbuatannya, dia tetap bisa menikmati uang tunjangan ibunya yang dikirim melalui pos setiap bulan. Jika ditotal pelaku mengantongi 50.000 euro atau sekitar Rp841 juta (kurs saat ini) sejak Juni 2020.
"Hasil autopsi mengungkap korban meninggal bukan akibat dibunuh. Akibat perbuatannya, pelaku didakwa dengan dua ruduhan yakni penipuan untuk mendapatkan manfaat tunjangan dan menyembunyikan mayat," kata Helmut Gufler, pejabat kepolisian, kepada stasiun televisi ORF.
Editor: Agus Warsudi