PPKM Darurat Picu Kreativitas, Guru SMP di Majalengka Ubah Limbah Jadi Boneka Corona
MAJALENGKA, iNews.id - Situasi sulit dan terbatas akibat pandemi Covid-19 dan penerapan PPKM Darurat memicu kreativitas Maya Berlin, guru di SMPN 1 Majalengka, Jawa Barat. Dia menyulap limbah kelapa menjadi karya seni wayang boneka Corona.
Warga Desa Jatipamor, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka ini mengatakan, karya seni dari limbah kelapa itu berawal saat dirinya membeli es kelapa muda. Lantaran ada kebijakan take away atau harus dibungkus dan dibawa pulang, Maya Berlin membawa pulang kelapa itu.
“Buat wayang, yang awalnya karena dampak PPKM juga sih. Ketika saya beli es kelapa muda, ternyata nggak boleh minum di situ (warung) kan, harus dibawa. Makanya Kelapa ini saya bawa ke rumah,” kata Maya ditemui di kediamannya, Sabtu (17/7/2021).
Melihat tumpukan limbah serabut dan batok kelapa di rumahnya, jiwa seni Maya Berlin terpicu. Lewat jiwa seni yang dimilikinya, limbah itu disulap menjadi karya seni wayang boneka Corona. “Saya pikir limbahnya itu saya jadikan apa, gitu. Makanya kenapa tidak, ah saya buat aja wayang. Gitu,” ujarnya.
Terinspirasi dari status PPKM darurat sebagai dampak pandemi Covid 19, karya wayang boneka dari batok kelapa pun dibuat sesuai dengan kondisi yang terjadi. Karakter wayang boneka meyeramkan, seperti Covid-19 yang sampai saat ini menghantui seluruh dunia.
“Figurnya menyeramkan, gitu. Sebab sekarang lagi ramai-ramainya dampak Covid ataupun virus Corona itu, sehingga saya berinisiatif kenapa tidak saya mengambilkan figur yang hantu-hantu ini, gitu. Supaya lebih menyeramkan. Bisa dikatakan wayang corona,” tutur Maya Berlin.
Kehadiran wayang boneka corona bukan akhir dari karya Maya Berlin. Lewat karyanya itu, dia pun berkeinginan untuk menjadi media pembelajaran bagi anak-anak tentang Covid-19 tersebut.
“Sebetulnya ini rencananya ingin sosialisasi tentang Corona juga, tapi kan penontonnya sekarang tidak boleh berkerumun karena PPKM. Ya akhirnya, sementara saya buatkan dulu aja,” ucapnya.
Untuk cerita, ujar Maya, nanti berisi komedi dan humor. Karena sasaran dari cerita pewayangan ini, anak-anak. "Biar lebih mudah dipahami kalau pake komedi. Ceritanya juga tidak ambil dari cerita pewayangan,” ujar Maya Berlin.
Editor: Agus Warsudi