PJT II Akui Kekeringan Sawah di Karawang akibat Dampak Pengeringan Saluran Bawah
PURWAKARTA, iNews.id - Pengelola Bendungan Utama dan Bendung Curug PJT II Jatiluhur mengakui kekeringan persawahan di empat kecamatan di Karawang, sebagai dampak dari pengeringan dan inspeksi saluran bawah air (Tailrace) Waduk Ir H Djuanda atau Waduk Jatiluhur.
Manager Pengelola Bendungan Utama dan Bendung Curug, Satrio Edy, mengatakan, dengan pengeringan salah satu tailrace berarti debit air yang dialirkan ke wilayah Karawang melalui Tarum Utara menjadi berkurang. Selain itu, prioritas penyaluran air lebih ke Tarum Barat, yakni untuk pemenuhan kebutuhan air baku dan air minum warga DKI Jakarta.
"Pengeringan tailrace ini kan sudah rutin dilakukan setiap lima tahun sekali. Nah, di Februari 2021 menjadi jadwal pengeringan dan tentunya diketahui banyak pihak. Seharusnya keringnya persawahan di Karawang sudah terantisipasi sejak awal," kata Edy, Rabu (31/3/2021).
Menurutnya, PJT II sengaja melakukan pengeringan dan inspeksi tailrace di musim hujan agar wilayah-wilayah yang areal persawahannya mendapat pasokan dari Waduk Jatiluhur, bisa memanfaatkan sumber-sumber air lokal.
"Pengeringan tailrace juga sebentar lagi. Setelah selesai, aliran air akan normal kembali," ujar dia.
Diketahui, Wakil Bupati Karawang, Aep Syaepuloh sempat menerima keluhan petani empat kecamatan, yaitu Rengasdengklok, Cibuaya, Pedes, dan Pakisjaya. Wilayah tersebut mengalami kekurangan air untuk areal persawahannya.
Para petani tersebut baru saja melakukan musim tanam hingga masih membutuhkan pasokan air. "Kami sudah meminta PJT II segera mengatasi kesulitan petani jangan sampai tanaman padi terganggu, " kata wabup
Editor: Asep Supiandi