Pilu, Ibu asal Tanjung Priok Jakarta Ini Curhat ke Dedi Mulyadi, Dianggap Najis oleh Anak Kandung
SUBANG, iNews.id - Seorang ibu bernama Mursiah (69) asal Tanjung Priok, Jakarta Utara, seorang diri datang ke Lembur Pakuan Subang untuk bertemu Dedi Mulyadi. Kepada Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu, Mursiah mencurahkan isi hati (curhat) yang pilu lantaran dianggap najis oleh anak kandungnya.
Sebelum berhasil bertemu, Mursiah telah tiga kali mencoba datang menemui Dedi Mulyadi. Namun baru berhasil bertemu pada Selasa (10/5/2022). Kedatangan Mursiah selain curhat, juga untuk menyampaikan kekagumannya kepada Kang Dedi yang merawat banyak anak asuh, salah satunya Caswara.
Menurut Mursiah, Caswara beruntung memiliki bapak asuh seperti Dedi Mulyadi. Berbeda dengan Mursiah yang mengaku tidak pernah bertemu dengan sang anak. Bahkan kini Mursiah terusir dari rumahnya sendiri.
Mursiah mengaku memiliki empat orang anak yang semuanya telah berumah tangga. Sebelumnya dia tinggal bersama anak laki-laki bungsunya yang berumur 45 tahun. Namun oleh sang anak rumah tersebut dijual dan Mursiah terusir.
Saat ini, Mursiah tinggal dan diurus oleh anak perempuan yang ketiga di daerah Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara. “Yang bungsu itu masih di sekitar Tanjung Priok. Tapi karena beda aliran (pemahaman dalam agama) dia tidak mau ketemu lagi dengan saya. Salaman juga tidak mau,” kata Mursiah dalam rilis resmi yang diterima iNews.id.
Baru lebaran kali ini anak bungsu tersebut datang untuk bertemu. Itupun, ujar Mursiah, sang anak bungsu harus beberapa kali ditelepon dan dimarahi oleh kakak-kakaknya.
“Saya gak tahu kenapa sampai seperti itu, beda aliran. Salaman tidak mau. Saya selawatan tidak boleh. Dengar yang nyanyi tidak boleh. Gak boleh tahlil. Gak boleh yasinan,” ujarnya.
“Waktu satu rumah juga saya nonton TV tidak boleh. Saya mau cuci pakai mesin cuci gak boleh campur katanya. Jadi saya pakai ember khusus. Jemur juga dipisah,” tutur Mursiah, sedih.
Selain anak bungsu, anak pertamanya yang seorang perempuan juga tak pernah menemuinya lagi. Anak pertama itu menikah dan kini tinggal di Lampung.
“Anak pertama di Lampung ikut aliran itu, sama. Mantu saya kalau lagi sholat, saya di belakangnya ikut jadi makmum, langsung berhenti. Mungkin bukan satu aliran, saya najis kali. Sudah lama sekali tidak ketemu anak yang perempuan. Saya pernah ke sana, barang-barang dibuangin,” ucapnya.
Meski demikian, Mursiahmerasa bersyukur anak perempuan ketiganya yang berprofesi sebagai guru ngaji mau merawatnya. “Sekarang saya tinggal sama anak perempuan ketiga. Itu mah baik banget. Itu (anak ketiga_ yang rawat saya,” ucapnya.
Atas dasar itulah Mursiah nekat berkali-kali datang mencari Dedi Mulyadi tak lain untuk mengungkapkan rasa kagumnya. Sebab Kang Dedi mampu mencintai dan merawat banyak anak meskipun bukan anak kandungnya.
Kang Dedi merasa tak habis pikir dengan apa yang diungkapkan ibu tersebut. Menurutnya setiap ajaran atau aliran pasti mengajarkan untuk hormat dan sayang terhadap orang tua. “Dulu saya pernah dengar kelompok, aliran yang tidak mengakui orang tua, itu saya anggap cerita politik, ternyata ada betul,” kata Dedi.
Tutur berharap anak-anak Mursiah bisa berkumpul kembali membahagiakan dan merawat orang tuanya di masa tua. Seusai bertemu, Kang Dedi Mulyadi meminta stafnya untuk mengantar sang ibu ke Pesantren Cireok bertemu dengan Caswara dan anak asuh lainnya.
Selanjutnya ia juga meminta stafnya untuk mengantar sang ibu ke terminal kembali ke rumahnya di Tanjung Priok.
Editor: Agus Warsudi