get app
inews
Aa Text
Read Next : Cerita Koh Akiat, Juara Dunia 3 Kali dengan Main Layangan

Perajin Layangan Legendaris Kabupaten Bandung, Tetap Semangat meski di Usia Senja

Rabu, 11 Oktober 2023 - 17:39:00 WIB
Perajin Layangan Legendaris Kabupaten Bandung, Tetap Semangat meski di Usia Senja
Atay, berfoto bersama layang-layang buatannya. (Foto: iNews.id/Gin gin Tigin Ginulur)

BANDUNG, iNews.id - Siapa tak kenal layang-layang? Permainan tradisional yang terbilang sederhana ini banyak tersebar di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Bandung.

Tak tergerus perkembangan zaman, ternyata layang-layang hingga saat ini masih tetap eksis. Peminatnya tak hanya anak-anak, tapi pemuda dan orang dewasa.

Nah, terkait permainan layang-layang, warga Kabupaten Bandung khususnya di wilayah selatan, tentu kenal dengan sosok yang satu ini. Namanya Tatang Hermawan atau biasa dipanggil Atay.

Ya, lebih dari 40 tahun, Atay menggeluti usaha pembuatan layang-layang dengan merek 'Atay Doank'. Lokasi produksinya, ada di Kampung Pasantren Timur (Pastim), Desa Pamekaran, Kecamatan Soreang.

Meski usianya sudah terbilang renta, 69 tahun, Atay masih tetap semangat membuat layang-layang. Bermodal alat sederhana, dia membuat dua jenis layang-layang yakni biasa untuk anak-anak dan layang-layang adu.  

"Sekarang kebanyakan membuat layang-layang jabrugan (layang-layang biasa buat anak-anak). Tapi tetap bikin layang-layang spesial untuk diadu," kata Atay saat ditemui di tempat produksinya, Rabu (11/10/2023).

Menurut Atay, perbedaan antara layang-layang biasa dengan adu terletak pada kerangka. Kualitas kerangka layang-layang adu, kata dia, lebih baik dari yang biasa.

"Kalau layangan adu kualitasnya lebih bagus. Ukurannya sih sama. Layang-layang adu rangkanya rata, jarang ada yang berat sebelah," ujar Atay.

Atay mengaku memulai usaha pembuatan layang-layang sejak tahun 1970-an. Awalnya, dia bekerja sebagai penjahit. Karena hobi, Atay pun beralih profesi menjadi perajin layang-layang.

"Dulu suka main layang-layang di Pasar Baru sekitar tahun 70-80-an. Waktu itu Pasar Baru belum dibangun. Banyak yang main layang-layang di atasnya," kata Atay.

Usaha membuat dan menjual layang-layang ternyata menggiurkan bagi Atay. Bahkan, penghasilan yang diperoleh bisa lebih dari usaha menjahit. Biasanya, kata dia, dalam satu tahun, selama 4 bulan usahanya boleh dibilang laku.

"Usaha layangan itu musiman, biasanya setahun sekali. Kadang-kadang 4 bulan, pernah juga full satu tahun. Tapi paling sering ya di 4 bulan. Biasanya ramai," ujar Atay.

Kini, usaha Atay tidak terlalu bagus. Namun, Atay dan rekan-rekannya tetap konsisten membuat layang-layang. "Kalau lagi sepi begitu, kita tetap memproduksi layang-layang, buat stok," ucap Atay. 

Editor: Asep Supiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut