Pembangunan Belum Selesai, Warga Protes Tanami Lapangan di Sukabumi dengan Jagung
SUKABUMI, iNews.id - Warga menggelar aksi menanam jagung dan pohon pisang di lapangan sepak bola Cijagung di Kampung Cijagung, Desa Gede Pangrango, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jumat (14/7/2023). Aksi tersebut sebagai bentuk protes lantaran kesal pembangunan lapangan belum juga selesai.
Di lapangan sepak bola itu sedang dilakukan pekerjaan cut and fill. Bahkan beberapa waktu lalu, Tembok Penahan Tanah (TPT) yang baru dibangun pengembang, ambruk yang mengakibatkan material longsor menimpa rumah warga di sekitar lapangan tersebut.
Inisiator Masyarakat Kadudampit Peduli Lapangan Cijagung, Kris Dwi Purnomo mengatakan, aksi penanaman jagung dan pohon pisang tersebut, dilakukan sebagai bentuk aksi protes karena lapangan tidak bisa digunakan karena menjadi tempat pembuangan tanah galian.
“Ini bentuk keprihatinan dan protes warga karena satu-satunya fasilitas umum, lapangan milik warga sepakbola Cijagung yang setiap sore digunakan. Hari ini dirampas oleh pengembang. Nampak banyak tumpukan tanah, makanya daripada terbengkalai, kami tanami jagung, talas, tebu, pisang dan singkong,” ujar Kris kepada iNews.id, Jumat (14/7/2023).
Lebih lanjut Kris mengatakan, pihaknya menuntut kepada Dinas PU Kabupaten Sukabumi dan pihak pengembang untuk mengembalikan lapangan tersebut sebagaimana fungsinya.
“Yang jelas nanti tanggal 17 Agustus upacara kemerdekaan mau di mana? Masyarakat Kadudampit mau di mana mengadakan upacaranya? Yang menjadi tanggung jawab adalah pengembang dan dinas yang menunjuk yaitu dinas PU untuk melakukan pembangunan cut and fill Jalur Lingkar Utara,” ujar Kris.
Kris mengancam, apabila pengembang tidak memperbaiki Lapangan Cijagung, maka pihaknya akan menempuh jalur hukum. Hal tersebut beralasan karena lapangan tersebut merupakan fasilitas umum sesuai dengan perundang-undangannya.
Sementara itu, Ketua RW 08, Devi mengatakan, sejak kejadian TPT Lapangan Cijagung longsor, tidak ada perhatian dari pelaksana proyek untuk memperbaiki TPT tersebut. Padahal warga yang terdampak akibat kejadian tersebut sebanyak 7 kepala keluarga dengan 18 jumlah jiwa.
“Kalau saya mendukung dikarenakan bukan hanya fasilitas olahraga yang sekarang tidak ada tapi untuk wilayah RW 08 khususnya di RT 31 dampaknya lebih besar. Kemarin TPT jebol itu sampai ke rumah warga, jadi untuk aksi ini untuk pengembang disegerakan ini diperbaiki sampai selesai Lapangan Cijagung,” kata Devi.
Lapangan Cijagung sudah lama tidak dipergunakan, lanjut Devi, karena digunakan untuk pembuangan tanah cut and fill sejak hampir setahun yang lalu, tepatnya pada bulan Agustus 2022. Warga juga menilai pembangunan TPT di Lapangan Cijagung terkesan asal-asalan, yang akibatnya ambruk, jebol sampai ke rumah warga.
“Yang saya takutkan itu kalau air besar semua warga waswas takutnya jebol lagi. Lapangan ini sangat aktif sekali, bukan hanya fasilitas olahraga tapi mendukung juga faktor ekonomi untuk masyarakat. Lapangan Cijagung sekarang tidak ada aktivitas, otomatis warga di sini banyak yang tidak punya beras dikarenakan mata pencaharian sudah tidak ada karena nggak ada keramaian,” ujar Devi.
Di lain pihak, Camat Kadudampit, Yanti Budiningsih mengakui pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena kegiatan cut and fill tersebut merupakan tanggung jawab pengembang. Dan pihaknya juga tidak bisa mengintervensi lagi, yang dilakukan sekarang adalah menunggu realisasi dari janji pengembang.
Editor: Asep Supiandi