get app
inews
Aa Text
Read Next : Ini Kronologi Bentrok Maut di Areal PG Jatitujuh yang Tewaskan 2 Warga Majalengka

Pascabentrok di Areal PG Jatitujuh, 23 Petani dan 1 Anggota DPRD Indramayu Ditangkap

Senin, 04 Oktober 2021 - 23:22:00 WIB
Pascabentrok di Areal PG Jatitujuh, 23 Petani dan 1 Anggota DPRD Indramayu Ditangkap
Petugas kepolisian menggelandang satu dari 24 orang yang ditangkap terkait bentrok maut di areal PG Jatitujuh. (Foto: iNews/TOISKANDAR)

INDRAMAYU, iNews.id - Pascabentrok antara petani penggarap lahan milik PT PG Rajawali II Jatitujuh asal Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka dengan massa dari Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (F-Kamis) pada Senin (4/10/2021) siang, polisi menangkap 24 orang. Mereka terdiri atas 23 petani dan 1 anggota DPRD Indramayu.

Diketahui, dalam aksi bentrokan ini, dua warga Jatitujuh, Majalengka tewas mengenaskan dengan luka bacok di sekujur tubuh. Korban pertama bernama Suenda sebagai Ketua Padepokan Awaliah beralamat Blok Sibatok, Desa Sumber Kulon. Korban kedua bernama Yayat, Ketua BUMDes Jatiraga.

Bentrokan ini pecah di sebuah lahan tebu milik PT PG Rajawali II Jatitujuh di Desa Kerticala, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Senin (4/10/2021) siang. 

Seusai bentrokan, petugas kepolisian dan TNI langsung bertindak cepat langsung melakukan penangkapan. Pertama polisi melakukan penyisiran di lokasi kejadian dan mengamankan 19 orang diamankan.

Kemudian pada penangkapan kedua, polisi dan TNi kembali melakukan penyisiran dengan menggerebek sebuah rumah di Desa Amis, Kecamatan Cikedung, Indramayu. Dalam penggerebekan, lima orang diamankan polisi. Satu dari lima yang diamankan itu merupakan anggota DPRD Indramayu.

Ke-24 orang yang diamankan itu diduga merupakan anggota F-Kamis. Sedangkan anggota DPRD Indramayu yang ditangkap tersebut berinisial T yang juga merupakan Ketua F-Kamis.

Sementara itu, sampai saat ini, Polres Indramayu belum bersedia memberi keterangan resmi terkait penyebab bentrokan dua kelompok tersebut. Ke-24 terduga pelaku bentrokan diamankan di Mapolres Indramayu untuk dimintai keterangan.

Selain itu petugas juga akan memanggil sejumlah petani penggarap asal Kabupaten Majalengka untuk dimintai keterangannya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Erdi Adrimulan Chaniago mengatakan, bentrokan antarkelompok petani ini diduga dipicu perebutan lahan garapan. 

"Kronologi kejadian ini, berawal ada dugaan perebutan lahan tebu. Diduga perebutan lahan penggarap melibatkan kelompok tani dari Indramayu dan Majalengka. Sehingga terjadi bentrokan, dan mengakibatkan dua orang meninggal dunia," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Erdi Adrimulan Chaniago kepada wartawan, Senin (4/10/20210 sore.

Kombes Pol Erdi menyatakan, saat ini, situasi di lahan kebun tebu tersebut masih dalam pengamanan jajaran Polres Majalengka dengan mengerahkan personel Dalmas Satuan Sabhara.

"Saat di lokasi kejadian, mereka bertemu secara spontan. Mereka ini rebutan lahan penggarapan, ada miskomunikasi akhirnya bentrok," ujar Kombes Pol Erdi A Chaniago.

Untuk memastikan penyebab bentrokan maut tersebut, tutur Kabid Humas, masih didalami dan diselidiki oleh Polres Majalengka dan Polres Indramayu.

"Jadi ditegaskan, (sebelum bentrokan terjadi) tidak ada unjuk rasa dulu. (Petani) penggarap dari Kabupaten Indramayu mendatangi penggarap dari Kabupaten Majalengka," tutur Kabid Humas Polda Jabar.

Dua kubu kelompok petani penggarap, kata Kombes Pol Erdi, saat ini sedang dimintai keterangan oleh Polres Majalengka untuk mendalami penyebab bentrokan itu. Apakah benar dipicu masalah perebutan lahan garapan atau bukan.

"Untuk masalah perebutan lahan masih didalami. Untuk TKP dipastikan masuk ke wilayah Kabupaten Indramayu. Saat ini Polres Majalengka sedang berkoordinasi dengan Polres Indramayu," ucap Kombes Pol Erdi.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut