Pabrik Garmen di Cimahi Tutup, 1.500 Karyawan Kehilangan Pekerjaan
CIMAHI, iNews.id – Sebanyak 1.500 karyawan sebuah pabrik garmen di Cimahi, Jawa Barat, terancam kehilangan pekerjaan. Ini terjadi karena PT Matahari Sentosa Jaya di Jalan Joyodikromo, Kampung Hujung RT 09/07, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, dinyatakan tutup dan tidak akan berproduksi lagi.
Sebelumnya, upah para karyawan belum juga dibayarkan oleh pihak manajemen perusahaan yang mengaku sedang mengalami kesulitan keuangan.
Kolapsnya perusahaan ini diketahui dari surat pernyataan Nomor: 0925/Msj/Lo/XI/2018 yang ditandatangani oleh Direktur Utama PT Matahari Sentosa Jaya, Sung Chung Yao. Surat itu menyatakan bahwa perusahaan sudah ditutup dan tidak akan berproduksi kembali.
Dalam surat tersebut, operasional pabrik akan ditutup terhitung sejak Rabu 21 November 2018. Otomatis mulai tanggal tersebut tidak akan ada aktivitas produksi di perusahaan garmen itu.
"Surat (penutupan) yang beredar itu benar, dan kami juga sudah menerima," kata Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jamsostek Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Cimahi, Asep Herman saat dikonfirmasi, Senin (19/11/2018).
Akan tetapi pihaknya belum mengentahui secara rinci perihal ditutupnya PT Matahari Sentosa Jaya. Sebab, surat itu baru pernyataan sepihak dari perusahaan. Untuk memperjelas keadaan, pihaknya berencana memanggil manajemen perusahaan pada Rabu (21/11/2018) mendatang.
“Jika memang benar-benar ditutup karena pailit, harus ada surat keputusan dari pengadilan. Selain itu, Disnakertrans Cimahi juga akan mempertanyakan nasib sekitar 1.500 karyawan. Selama ini, PT Matahari Sentosa Jaya memang tengah mengalami kesulitan finansial,” katanya.
Sebab, kata Asep, beberapa kali mereka tak membayarkan hak karyawan. Kondisi itu menuai gelombang protes dari para karyawannya. Kendati dalam kondisi tidak menguntungkan, dirinya tetap meminta agar hak-hak karyawan tetap diberikan.
Di sisi lain, beredarnya surat penutupan perusahaan membuat karyawan PT Matahari Sentosa Jaya semakin resah. Mereka mengaku sudah mendengar desas-desus informasi itu dari mulut ke mulut sejak pekan lalu.
Sejak beredarnya informasi tersebut, hampir semua karyawan tetap menolak untuk memproduksi kaos kaki dan benang. Sebabnya karyawan mengaku belum tahu kelanjutan nasib mereka pascapengumuman perusahaan akan ditutup.
"Sudah tau pengumuman mau ditutup sejak Selasa (13/11/2018), tapi belum jelas. Yang pasti bos (pemilik) baru mengeluarkan surat ditutup tapi belum ada penjelasan kami di PHK atau bagaimana," kata salah seorang karyawan, Dedeh Sukaesih (40).
Editor: Himas Puspito Putra