Mitos Gunung Gede Bikin Bulu Kuduk Berdiri, Jadi Cerita Turun Temurun
BANDUNG, iNews.id - Mitos Gunung Gede merupakan cerita masyarakat yang disampaikan secara turun temurun. Dari semua cerita yang dikisahkan itu semuanya berbau mistis sebagai bentuk kearifan lokal.
Benar atau tidak? Wallahualam. Namun yang jelas mitos Gunung Gede sudah beredar cukup lama dan kuat di tengah masyarakat.

Mitos Gunung Gede yang pertama, yakni Alun-alun Suryakencana. Tempat ini menjadi salah satu tempat yang disakralkan oleh masyarakat sekitar gunung. Disebut alun-alun karena memang tempat ini berupa padang savana yang luas. Beridi di ketinggian 2.750 mdpl, Alun-alun Suryakencana menyajikan pemandangan yang indah, lengkap dengan hamparan bunga edelweis.
Tempat ini disakralkan karena menjadi lokasi Pangeran Suryakencana menyepi bersama keluarganya. Selain itu, Alun-alun Suryakencana juga merupakan lokasi persembunyian Prabu Siliwangi saat menghadapi kerajaan Islam.
Kandang Batu merupakan salah satu pos pendakian yang ada di Gunung Gede Pangrango. Melansir berbagai sumber, seseorang berinisial DN menceritakan pengalaman kedua temannya yang berinisial M dan I ketika melakukan pendakian di gunung ini pada 2010 lalu.
Keduanya sedang berada di luar tenda ketika M disentuh dan diajak berbicara oleh suara yang sangat mirip dengan suara I. Suara itu berasal dari belakang, padahal I tepat berada di sampingnya. Menurut M, sosok yang mengganggunya adalah sosok kuntilanak penunggu wilayah setempat.
Kemudian mitos Gunung Gede lainnya, yakni seorang pendaki perempuan menceritakan pengalaman pendakiannya di kawasan tersebut. Ketika itu, dia dan rombongannya mendaki dalam cuaca hujan. Ketika sampai ke pos pendakian ketiga, hujan semakin bertambah deras.
Hal ini membuat dia dan rombongannya memutuskan untuk berteduh di shelter. Lalu rombongan mereka sampai di Suryakencana ketika maghrib. Ketika itu, pendaki perempuan yang berinisial G ini sedang haid.
Karena ingin buang air kecil, dia pergi sendiri untuk menuntaskan hajatnya. Tak lupa, dia membawa satu bungkus kopi, menuruti anjuran dari seorang temannya. Kopi ini digunakan untuk menyamarkan bau amis. Ketika melakukan kegiatannya, dia merasa ada sosok yang mengintip.
Sejak itulah dia merasa kepalanya berat. Dia memilih untuk tidur. Namun, dalam tidurnya itu dia malah mengalami mimpi tak menyenangkan. Dia bermimpi dipeluk oleh sesosok raksasa hitam. Gangguan ini terus-menerus dialaminya hingga turun dari gunung.
Hantu Penunggu Gunung Penunggu Gunung Gede merupakan sosok hantu dengan dua kepala yang kerap kali disebut dengan sebutan Aul. Sosoknya dikatakan berjalan lambat dan sempoyongan akibat dua kepala di bagian kanan dan kiri yang dimilikinya. Penunggu gunung ini konon sering menyamar menjadi warga setempat dan menyesatkan para pendaki.
Editor: Asep Supiandi