Misteri Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Ahli Forensik Beri Petunjuk, Polda Jabar Bilang Begini
BANDUNG, iNews.id - Misteri kasus pembunuhan ibu dan anak Tuti Suhartini (55) dan Amelia Mustika Ratu (23), di Kampung Ciseuti, Desa, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang pada Rabu 18 Agustus 2021, kembali viral. Kasus itu menjadi pembicaraan publik setelah ahli forensik Polri Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti memberikan beberapa petunjuk untuk mengungkap kasus itu.
Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti menyampaikan hasil analisis forensik atas kasus tersebut terkait kasus yang terus dipertanyakan oleh netizen.
Dari keseluruhan durasi podcast Deddy Corbuzier di kanal YouTube, tepat di menit 37, Sumy Hastry mengatakan, kasus kematian ibu dan anak di Subang pada Rabu 18 Agustus 2021, paling banyak ditanyakan oleh netizen.
Sebab, sampai saat ini belum ada satu pun orang yang ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan sadis terhadap kedua korban, Tuti Suhartini dan Amelia Mustika Ratu.
Padahal, Sumy Hastri telah memberikan clue atau petunjuk terkait pembunuhan sadis yang menghebohkan masyarakat pada Agustus 2021 tersebut. "Kasus Subang. Saya dikejar netizen untuk kasus Subang yang 18 Agustus tahun 2021," kata Sumy Hastry.
Sumy mengatakan, kasus tersebut dapat diungkap dengan data-data yang telah didapatkan oleh tim forensik.
"Ya belum ditangkap pelaku, belum ada (tersangka), padahal saya sudah otopsi (autopsi) kedua. Saya sudah jelaskan, sudah paparan, sudah kasi klu-klu (petunjuk)-nya, tapi ya belum ada tersangka sampai sekarang," ujar Sumy.
"Tapi saya gemes. Padahal menurut saya itu bisa. kan nonton (film serial) CSI. Kita main DNA, Saya ngomong di sini ada biar didengar ya," ujar Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti.
Sumy Hastry menuturkan, progres penanganan kasus kematian Tuti Suhartini dan Amelia Mustika Ratu, beberapa tahapan tidak dikerjakan oleh tim penyidik setelah forensik menemukan sejumlah fakta dari indentifikasi DNA.
Hasil analisis forensik, Sumy dan tim menemukan ada DNA dari terduga pelaku.
"DNA nya udah mas Deddy, tapi tidak ada yang cocok. Kalau tidak ada yang cocok, kita cari dari DNA yang saksi-saksi itu. Ternyata dari saksi itu tidak ada yang cocok. Kami tariklah dari garis keturunan ibu, itu siapa tahu, ada yang cocok tidak. Ternyata belum dikerjakan," tutur dia.
"Terus saya bilang, saya punya jam kematian lo. Jam kematian dia (kedua korban) dibunuh, karena memang jelas dia dibunuh, karena saya otopsi (autopsi), olah TKP. Kita di TKP itu sudah ada dua DNA yang kita duga pelaku, yang asing," ucap Sumy Hastry.
Sumy Hastri mengaku, misteri yang masih menyelimuti kasus kematian ibu dan anak di Subang itu menyiksa dirinya sebagai seorang ahli forensik.
Penyidik diharapkan dapat segera mengungkap kasus yang terjadi hampir dua tahun silam itu.
"Saya tersiksa untuk Subang itu. Wong dateng dalam mimpi ku. Traumanya ya itu, kalau enggak terindentifikasi atau ketangkep gitu lo, kasian banget gitu lo mikirnya," ujar dia.
"Kasian korbannya dibunuh seperti itu, bentuknya seperti itu dan datang dalam mimpiku. Tapi aku ga bisa bantu. Rasanya tu depresi. Semoga dengan ini terungkap kasus Subang," tutur Sumy Hastry.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, tim penyidik Polda Jabar dan Polres Subang masih berusaha mengungkap kasus tersebut.
"Penyidik tetap bekerja sesuai kemampuan teknis yg dimiliki," kata Ibrahim kepada wartawan melalui sambungan telepon, Sabtu (13/5/2023).
Kombes Pol Ibrahim Tompo enggan mengungkapkan progres penyidikan kasus pembunuhan yang terjadi pada Rabu 18 Agustus 2021 silam itu. "Teknis nya tidak bisa di-publish," ujar Kombes Pol Ibrahim Tompo.
Editor: Agus Warsudi