get app
inews
Aa Text
Read Next : Kedatangan KPK 3 Hari Berturut-turut, Kantor Pemda KBB Menegangkan

Menengok Sentra Ikan Pindang di KBB, Warisan Turun Temurun sejak Setengah Abad Lalu

Sabtu, 20 Maret 2021 - 17:34:00 WIB
Menengok Sentra Ikan Pindang di KBB, Warisan Turun Temurun sejak Setengah Abad Lalu
Warga sedang mengolah berbagai komoditas ikan pindang sebelum dipasarkan di sentra UMKM Pembuatan Ikan Pindang di Kampung Awilarangan, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas, KBB. (Foto: Adi Haryanto)

BANDUNG BARAT, iNews.id - Keberadaan sentra usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pembuatan ikan Pindang di Kampung Awilarangan, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), hingga kini masih menggeliat. Warga kampung ini mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19. 

Usaha pengolahan pindang ikan itu telah ditekuni warga secara turun temurun dari beberapa generasi ini. Sentra pindang ikan mulai menjamur di Kampung Awilarangan sejak tahun 1970-an atau sekitar setengah abad lalu. 

Ketika masuk ke wilayah Sentra UMKM Pembuatan Ikan Pindang maka aroma khas dari berbagai jenis ikan yang dikukus akan tercium dengan kuat. Itu juga menjadi pertanda bahwa geliat perekonomian di tempat ini tetap menggeliat meskipun kondisi perekonomian sedang sulit akibat pamdemi. 

"Sentra usaha ikan pindang ini sudah berjalan sejak tahun 70-an, dan sekarang ada sekitar 200 warga yang tetap menggeluti dan menggantungkan mata pencaharian dari usaha ini," kata Ketua RW 08, Desa Mekarmutki Iwan Awaludin. 

Mereka kebanyakan meneruskan usaha yang dirintis oleh orang tua dan kakek nenek mereka. Bahkan tidak sedikit anak-anak yang sudah lulus sekolah, tidak melamar pekerjaan ke tempat lain. Tapi langsung terjun menggeluti usaha ini karena memang hasilnya cukup menjanjikan. 

Sobana (60) salah satu perajin ikan pindang yang sudah sejak 30 tahun mengeluti profesi ini, menuturkan, anggota keluaganya kini semua ikut membantu usahanya. Mulai dari membersihkan ikan, melumurinya dengan bumbu khas, hingga dikukus sampai mateng untuk dijual. 

Menurut dia, ada berbagai jenis ikan yang diproduksi untuk menjadi pindang. Seperti ikan bandeng, bawal, tongkol, hingga ikan mas. Dari hasil produksi dan menjual ikan-ikan tersebutlah dirinya bisa menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya sampai lulus. 

"Saya bikin sekaligus menjualnya sambil keliling. Harganya berkisar antara Rp3.000 sampai Rp5.000 per ekor," tutur Sobana. 

Dia menceritakan, produksi ikan pindang sudah dimulai sejak malam, dengan membeli berbagai ikan dari Pasar Induk Caringin, Kota Bandung. Setelah itu kotoran dalam ikan dibersihkan dan ditaburi berbagai bumbu. 

Khusus ikan bandeng, hanya ditaburi garam dan dikukus pada tungku api dari pukul 09.00-17.00 WIB. Setelah matang, keesokan harinya pindang-pindang tersebut langsung dijual ke berbagai daerah. 

Seperti Gununghalu, Padalarang, Cililin dan sebagainya. Setiap kali produksi, Sobana membeli sekitar 30 kg ikan sebagai bahan dasar dan rata-rata mendapatkan keuntungan sekitar Rp400 ribu/pekannya. "Kalau di sini hari produksinya, setiap Rabu, Jumat dan Minggu," ucapnya. 

Sementara salah seorang generasi muda, Anisa Andaresa (17) mengaku, ingin meneruskan usaha turun temurun tersebut. Sejak lulus SMA dirinya langsung membantu orang tuanya untuk membuat ikan pindang. 

"Lulus sekolah langsung bantuin orang tua, gak nyoba nyari kerja dulu," kata Anisa yang mengaku senang dan tidak malu dengan usahanya tersebut.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut