Lurah Gaul Berambut Mohawk asal Sumedang, Netizen: Kerjanya Bener Nggak?

SUMEDANG, iNews.id - Jagad maya dihebohkan dengan sosok Asep Sudrajat, seorang kepala desa berdandan nyentrik dengan rambut mohawk. Asep Sudrajat adalah Kades Cikaramas, Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Selain berambut mohawk, tubuh Asep Sudrajat juga gempal. Bahkan sebagian alis matanya dipangkas. Dengan penampilan seperti itu, ada saja netizen yang skeptis atau ragu akan kemampuannya memimpin dan bekerja untuk Desa Cikaramas.
Asep Sudrajat memiliki akun di TikTok, @kadesmohawk010281. Di akun tersebut. Asep menyapa warganya. Namun tak sedikit netizen dari daerah lain pun ikut nimbrung di akun tersebut walaupun hanya mengucapkan salam kenal.
@Darmawan: "Salam ti banten pak kades.".
@arlandoger: "Sukes n sehat terus kades."
@samsudin_221: "Pak lurah manteup lanjutkan jangan korupsi."
@adi: "Pak ke RT 2 RW 3 desa cikaramas dong mampir kerumah orang disitu semoga dibales pakai VT soalnya aku anak desa cikaramas RT 2 RW 3."
@Sevendus: "Mantafff hebat kerja bagus bisa melayani masyarakat dengan baik tajam reaksi cepat setajam golok Barlen golok produk cikaramas.mantafff pak kuwu."
Lurah Asep Sudrajat nyentrik dengan rambut mohawk yang viral itu menari perhatian Dedi Mulyadi. Wakil Ketua Komisi IV DPR itu menemui Asep di Desa Cikaramas.
Kang Dedi menilai, di balik penampilan sangar dan bertubuh gempal, Asep Sudrajat dikenal warga sebagai sosok lurah yang mengayomi.
“Wah ini kades gagah, kalau di wayang seperti Gatotkaca,” kata Kang Dedi saat pertama kali bertemu dengan Asep dalam rilis yang diterima iNews.id.
Kepada Kang Dedi, Lurah Cikaramas Asep Sudrajat mengisahkan perjalanan hidupnya sebelum menjadi kades. Dia banyak melakoni pekerjaan lain. Salah satunya adalah sopir truk perusahaan obat dengan rute pantai utara.
Di tengah kesibuka sebagai sopir, Asep Sudrajat mengaku senang membantu warga. Masalah yang paling sering diselesaikan adalah memperjuangkan hak warga miskin yang tidak menerima bantuan. Dari situlah orang mulai banyak mengenal sosoknya.
“Mohawk mah dari dulu juga gaya rambut juga sudah seperti ini. Pernah juga pernah, botak sebelah, sekarang pilih gaya begini (mohawk),” kata Asep Sudrajat.
Ditanya bagaimana dia bisa terpilih sebagai kades, Asep Sudrajat berseloroh bahwa dia tidak hanya dipilih warga tapi juga makhluk astral.
“Ah gak tahu juga kenapa bisa kepilih. Mungkin yang pilih saya manusia sama jin,” ujar Asep Sudrajat yang membuat Kang Dedi dan warga tertawa.
Asep baru terpilih sebagai Kades Cikaramas lima bulan lalu karena kades sebelumnya terjerat kasus perselingkuhan. Akhirnya Asep terpilih oleh para ketua RT dan RW di Desa Cikaramas. “Kasih-kasih amplop kali akhirnya bisa menang,” ujar Kang Dedi.
“Alhamdulillah, Pak, saya tidak ngamplop. Mungkin ya itu tadi pusing mungkin orang pusing pilih yang bener jadi kepilih saya. Kan saya mah bukan hanya dipilih warga tapi jin,” tutur Asep.
Kang Dedi pun kembali memperhatikan penampilan Asep yang unik. Satu yang membuat Kang Dedi tertarik adalah alis Asep yang juga dicukur.
“Nah kalau alis ini waktu pangkas rambut, saya ngantuk. Jadi pas menggunting rambut, saya begini (kepala mengangguk tertidur), jadi alis kepotong,” ucap Asep.
Selain tampil nyentrik, rupanya di umur kepemimpinannya yang baru lima bulan Asep sudah banyak membuat gebrakan. Seperti membeli ambulans untuk warga.
Asep menyatakan, selama ini Desa Cikaramas belum memiliki kendaraan operasional ambulans. Sementara, hampir setiap hari warga perlu ke rumah sakit. Sedangkan jarak dari desa ke rumah sakit paling dekat sekitar 18 kilometer (km).
“Ini jujur-jujuran saya pakai dana BLT DD karena memang sangat butuh dan urgent, jauh dari rumah sakit juga. Karena keterbatasan biaya, maka ini beli mobil juga nyabeulah (sebelah), tidak ada BPKB. Saya berani karena ini untuk kepentingan warga, bukan untuk pribadi,” ujar Asep.
Selain ambulans, Asep juga melakukan pendataan ulang pada warga miskin di desa. Sebab selama ini banyak warga yang berhak justru tak mendapat bantuan pemerintah. Sebaliknya, banyak warga yang mampu justru mendapat berbagai bantuan.
“Jadi sekarang didata ulang karena dulu tidak sempat dimusyawarahkan. Kemudian warga zaman dulu itu susah untuk disuruh bikin KTP dan KK. Sekarang saya dorong itu semua,” tutur dia.
Di akhir pertemuan, Kang Dedi Mulyadi bertanya kepada Asep Sudrajat tentang warga desa yang paling miskin dan perlu dibantu. Asep pun menyebut Mak Cicih yang tinggal di bawah pohon kelapa.
Tanpa pikir panjang Kang Dedi pun mengajak Asep untuk menemui Mak Cicih. “Ayo, Pak, kita berangkat. Pakai motor ini, soalnya saya belum punya motor,” ucap Asep yang sehari-hari menggunakan motor operasional desa.
Editor: Agus Warsudi