Longsor Terjang Cililin KBB, Jalan Kabupaten Putus dan 15 Rumah Rusak
BANDUNG BARAT, iNews.id - Bencana tanah Longsor menerjang wilayah Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Salah satu dampaknya, jalan kabupaten terputus akibat tertimbun longsoran.
Jalan sepanjang 10 meter dengan lebar 5 meter tertutup material tanah dari tebing setinggi 10 meter. Jalur utama masyarakat ke pusat ekonomi, pendidikan, hingga ke pusat layanan kesehatan lumpuh total.
"Sekarang masih tertutup longsor. Ini akses utama warga desa Nangerang-Karyamukti. Karena ini jalan kabupaten, sebenarnya ini juga jalur penghubung menuju Ciwideuy Bandung," kata Camat Cililin Opa Mustopa saat dihubungi, Jumat (1/12/2023).
Opa menjelaskan peristiwa longsor dipicu hujan deras, pada Kamis (30/11/2023) sekitar pukul 19.00 WIB. Intensitas hujan sangat tinggi ditambah waktu cukup panjang. Adapun kejadian longsor terjadi pada pukul 21.00 WIB diduga karena kondisi tanah labil serta derasnya air hujan.
"Pemicunya hujan deras ditambah kondisi tanah labil karena tebing tersebut tak ditanami pohon berakar kuat," ucap Opa.
Menurutnya, aparat gabungan bersama masyarakat setempat masih melakukan evakuasi material longsor. Namun karena menggunakan alat sederhana, jalan tersebut masih tertutup. Dirinya telah berkoordinasi dengan PUTR untuk mendatangkan alat berat supaya akses jalan bisa segera dibuka
"Sejak tadi pagi masyarakat dan petugas sudah lakukan evakuasi material tanah. Tapi karena alat sederhana jadi agak lambat. Kita sedang tunggu alat berat dari PUTR," katanya.
Selain memutus Jalan Raya Nangerang-Karyamukti, Opa menyebut longsor juga menerjang akses jalan desa dan beberapa rumah warga. Tercatat ada 8 titik lokasi longsor dalam sehari dengan total 15 rumah terdampak.
"Ada 8 titik longsor dengan jumlah 15 rumah rusak kategori ringan. Kita imbau masyarakat tetap waspada potensi bencana hidrometeorologi," kata Opa.
Berdasarkan laporan yang diterimanya setidaknya bencana longsor itu terjadi di Desa Nangerang dan Desa Karyamukti yang berdampak terhadap rumah dan jalan yang tertutup longsor.
Editor: Asep Supiandi