Legenda Sangkuriang, Asal Usul Gunung Tangkuban Perahu
Setelah beberapa tahun, Sangkuriang dan Dayang Sumbi pun bertemu kembali. Mereka saling tidak menyadari bahwa mereka memiliki hubungan dekat, yakni hubungan ibu dengan anak.
Keduanya saling bertemu dan saling mengagumi satu sama lain, kemudian tumbuh benih cinta di antara keduanya karena rasa jatuh cinta yang sudah terlanjur mendalam di antara keduanya, mereka merencanakan untuk melakukan pernikahan.
Saat hendak berburu, Dayang Sumbi membantu memasangkan ikat kepala pada Sangkuriang. Kemudian, dia melihat bekas luka yang ada di kepala tersebut.
Bekas luka tersebut mengingatkannya pada sang anak yang telah hilang, Sangkuriang. Ketika dia melihat bekas luka itu dan melihat-lihat wajah pria gagah tersebut, dia langsung meyakini dan mengenal, bahwa laki-laki yang akan dipersunting olehnya merupakan anaknya sendiri.
Sehingga, Dayang Sumbi menolak ajakan menikah oleh Sangkuriang. Mendengar jawaban itu, Sangkuriang langsung bertanya-tanya mengapa Dayang Sumbi menolak ajakan pernikahannya.
Kemudian, Dayang Sumbi menjelaskan, hubungan mereka merupakan ibu dan anak yang sudah lama terpisahkan oleh waktu. Sangkuriang yang terlanjur dibutakan oleh cinta, tak percaya. Kemudian, untuk menyiasati hal tersebut, Dayang Sumbi memberikan syarat yang sangat berat pada Sangkuriang.
Dayang Sumbi mengajukan agar Sangkuriang membendung Sungai Citarum untuk dibuat danau dan di dalam danau itu ada perahu besar serta harus dapat diselesaikan dalam waktu satu malam.
Persyaratan itu kemudian siap untuk menyanggupinya. Untuk memudahkan aksinya, Sangkuriang meminta bantuan para jin dan makhluk halus. Pekerjaan yang dilakukan oleh Sangkuriang berhasil diketahui oleh Dayang Sumbi.
Saat itu Dayang Sumbi panik dan berupaya menggagalkan rencana Sangkuriang karena pekerjaan yang dilakukan oleh Sangkuriang hampir selesai sebelum fajar tiba.
Dayang Sumbi berdoa kepada dewa dan mendapatkan petunjuk. Dayang Sumbi menumbuk alu ke lesung , sebagai pertanda sedang menumbuk padi.
Dia juga memaksa para ayam untuk berkokok sebelum fajar. Para makhluk halus yang membantu pekerjaan Sangkuriang langsung ketakutan dan segera pergi meninggalkan tugas yang belum selesai.
Sangkuriang yang tahu bahwa telah dicurangi oleh Dayang Sumbi, sangat marah. Dengan amarah yang memuncak, Sangkuriang lantas menjebol bendungan di Sanghyang Tikoro. Sumbatan aliran Citarum lantas dilemparkannya ke arah timur yang kemudian menjelma menjadi gunung Manglayang.
Kemudian dia menendang perahu raksasa yang telah dibuat hingga terpental cukup jauh dan tertelungkup. Perahu tersebut yang menjadi cikal bakal dari adanya Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat.
Dengan amarah yang belum kunjung surut, Sangkuriang mengejar Dayang Sumbi hingga Dayang Sumbi hilang di bukit. Selanjutnya bukit tersebut menjelma menjadi Gunung Putri.
Itulah cerita legenda Sangkuriang, yang menjadi cerita rakyat terkenal dari Jawa Barat.
Pesan nilai moral dari cerita ini agar bersikap jujur dan jauhi perbuatan serta perkataan curang karena tindakan tercela akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
Editor: Kurnia Illahi