Kronologi Penemuan Pemuda Tewas Bersimbah Darah di Jalan Raya Purwakarta-Subang

PURWAKARTA, iNews.id - Warga Desa, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta digegerkan oleh penemuan seorang pemuda tewas bersimbah darah duduk di kursi tepi jalan raya Purwakarta-Subang, Sabtu (11/3/2023). Korban terluka di pinggang.

Berdasarkan informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, kronologi penemuan pemuda tewas di tepi jalan tersebut berawal saat korban tertidur di dekat motornya.

Baca Juga

Pemuda Tewas Berlumuran Darah di Tepi Jalan Purwakarta-Subang, Korban Terluka di Pinggang

Tak lama kemudian, korban pindah ke kursi depan sebuah warung milik Abdul Rosid. Pemilik warung dan warga yang curiga lantas memeriksa korban. Ternyata pemuda yang belum diketahui identitasnya telah tewas dalam posisi duduk di kursi.

"Sebelumnya, korban yang  belum diketahui identasnya itu, tidur di dekat sepeda motornya. Sekitar 30 menit kemudian pindah ke pinggir jalan yang berjarak sekitar 7 meter dari lokasi semula. Dia dudik di kursi. Kondisi korban juga sudah dipenuhi darah," kata Abdul Rosid.

Baca Juga

Jelang Jabatan Bupati Purwakarta Berakhir, Anne Ratna Mustika Mutasi 24 Pejabat

Selain tak mengenal korban, ujar Abdul Rosid, warga juga tak mengetahui penyebab korban tewas berlumuran darah.

Baca Juga

2 Pelaku Curanmor dan 2 Penadah Ditangkap, Ngaku 18 Kali Beraksi di Purwakarta 

Kanit Reskrim Polsek Campaka Ipda Eko Sumantoro mengatakan, hasil pemeriksaan sementara, tubuh korban berlumuran darah diduga kuat dari luka di bawah pinggang. "Namun polisi belum bisa memastikan penyebab tewasnya korban," kata Kanit Reskrim Polsek Campaka.

Ipda Eko Sumantoro menyatakan, untuk penyelidikan lebih lanjut, jasad korban dievakuasi ke Rumah Sakit Bayu Asih Purwakarta. "Kasus ini ditangani Satreskrim Polres Purwakarta," ujar Ipda Eko Sumantoro.

Baca Juga

Jam Masuk Sekolah di Purwakarta Akan Disamakan, Kota dan Desa Pukul 07.00 WIB

Sementara itu, imbas dari penemuan mayat tersebut, arus lalulintas di sekitar TKP dari arah Purwakarta menuju Subang maupun sebaliknya sempat tersendat. 

Editor: Agus Warsudi