“Anggap saja sebagai angin lalu. Bahwa setiap gerakan kebenaran selalu ada perlawanan dari gerakan yang salah. Kalau kampus dianggap sebagai partisan atau tidak partisan atau terafiliasi tidak terafiliasi, itu lain hal, yang penting kampus tetap menjaga nilai-nilai kebenaran dan tetap jadi kompas kebenaran untuk negara,” beber Fadhli yang juga mantan Presiden Mahasiswa Unisba tersebut.
Fadli juga mengatakan, jika gerakan ini tidak juga menjadi sentilan untuk para petinggi negara, artinya kampus dan para guru besar tidak dianggap penting dan hanya mementingkan wilayah politik saja.
“Kalau gerakan kampus ini tidak juga disadari oleh oleh para pemimpin pemerintahan, artinya pemerintah Jokowi atau pemerintahan pada rezim ini tidak menganggap penting faktor intelektual. Artinya, kampus tidak dianggap penting, guru besar tidak dianggap penting, yang dianggap penting hanya yang ada di wilayah politik dan kekuasaannya saja,” katanya.
Editor: Kastolani Marzuki