get app
inews
Aa Text
Read Next : Jadwal SIM Keliling Bandung Hari Ini 13 Desember 2025, Cek Lokasinya

Kasus Pemerkosaan Santriwati di Bandung, Ketua Dakwah Islam: Itu Bukan Pesantren

Minggu, 12 Desember 2021 - 18:35:00 WIB
Kasus Pemerkosaan Santriwati di Bandung, Ketua Dakwah Islam: Itu Bukan Pesantren
Boarding School di Cibiru, Kota Bandung milik guru cabul Herry Wiryawan terdakwa pemerkosa belasan santriwati sepi setelah ditutup Kemenag. (Foto: ISTIMEWA)

JAKARTA, iNews.id – Forum Koordinasi Dakwah Islam (FKODI) DKI Jakarta mengecam tindakan guru cabul di tempat pendidikan Islam Kota Bandung yang memerkosa belasan peserta didiknya. 

Kejadian tersebut secara tidak langsung telah mendeskreditkan institusi pesantren, padahal lokasi kejadian bukan pondok pesantren melainkan boarding school atau tempat sekolah berasrama. 

Herry Wiryawan, pelaku tindak asusila itu juga bukan ustaz melainkan guru sekaligus pimpinan yayasan pendidikan bernama Madani Boarding School dan Rumah Tahfiz Almadani di Cibiru, Bandung yang tidak mengantongi izin pesantren dari Kemenag.

“Ketika beberapa hari ini merebak kasus asusila seorang yang katanya pimpinan pesantren kepada santri putrinya, tiba-tiba muncul suara yang mendiskreditkan pesantren sambil menanamkan ketidakpercayaan masyarakat memasukkan anaknya ke pesantren,” kata Ketua Koordinasi Dakwah Islam (KODI) DKI Jakarta KH Jamaluddin F Hasyim dalam keterangan tertulisnya, Minggu (12/12/2021). 

Kiai Jamaluddin menyebutkan, pelaku asusila tersebut disebut menganut paham yang berbeda dengan kebanyakan pesantren yang ada pada umumnya. Selain itu, santriwati yang banyak menjadi korban, bahkan ada yang sampai melahirkan tidak tampak ada perlawanan. 

“Setertutup apa pun sebuah pesantren pelaksanaan pendidikan dilakukan dengan melibatkan banyak orang. Kecuali memang ada paham yang mendukungnya, sangat sulit dibayangkan kasus sekian banyak santri tanpa terekspos ke permukaan sekian lama. Pastinya itu pesantren "khas" yang tidak mewakili pesantren lainnya,” katanya. 

Karena itu, dia meminta masyarakat untuk membedakan antara institusi pesantren dengan boarding school. “Bedakan juga ustaz dan guru ngaji, kiai dan pimpinan yayasan maupun pesantren asli dengan pseudo pesantren,” ucapnya.

Kiai Jamaluddin lantas meminta pihak-pihak yang antipesantren harus membuktikan dengan data dan fakta atas tuduhannya kepada institusi pesantren. “Tanpa bukti yang valid, patut kita bertanya siapa dia,” ucapnya.

Dia menambahkan, pesantren sebagai lembaga pendidikan telah hadir jauh sebelum negara ini berdiri. Bukan hanya sudah ada, mereka bahkan menjadi bagian terdepan mengusir penjajah negeri ini. 

Banyak kisah kepahlawanan yang sebagian sudah diakui negara sebagai pahlawan nasional, maupun yang belum diakui. Pesantren adalah pusat pergerakan pribumi sekaligus tempat persemaian benih patriotisme kepada masyarakat lingkungannya. 

“Sudah menjadi gambaran umum kala itu, kecuali bagi orang yang ingin mengerdilkan peran pesantren, banyak patriot muda yang lahir di sana dan terjun ke medan pertempuran. Bahkan tokoh pesantren seperti KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahid Hasyim terlibat sejak awal pendirian negara Republik Indonesia,” katanya. 

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut