Kasus Anak Tasikmalaya Dipaksa Perkosa Kucing, LPA Jabar: Korban Alami Guncangan Psikologis
BANDUNG, iNews.id - Lembaga Perlindungan Anak Jawa Barat (LPA Jabar) tengah mendalami kasus anak berumur 11 tahun di Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, meninggal akibat depresi setelah dipaksa oleh teman-temannya untuk memperkosa kucing. LPA Jabar mendorong pihak terkait untuk menangani juga anak terduga pelaku perundungan yang memaksa korban berbuat tak senonoh.
Manajer Program LPA Jabar Dianawati mengatakan, menanggapi kasus tersebut, LPA Jabar sudah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menelusuri kebenarannya. Selain itu, LPA Habar menilai, para pelaku juga diduga berperilaku sama di masa lalunya sehingga memicu kejadian serupa saat ini.
"Kronologi kejadian, sebelum meninggal, si anak (korban) mengalami kekerasan, perundungan oleh teman-temannya. Lalu dipaksa melakukan hubungan seksual ke binatang. Sekarang kami sedang mendalami kasus ini," kata Dianawati.
LPA Jabar, ujar Dianawati, juga akan menelusuri lebih dalam kronologi yang sebenarnya. Selain itu, LPA Jabar juga mencoba meminta bantuan ke pihak Kabupaten Tasikmalaya, bukan hanya fokus ke orang tua (korban) yang secara psikis sedang mengalami trauma atau goncangan karena anak laki-lakinya meninggal.
Kasus ini sangat memprihatinkan. Tapi perlu ada fokus lain, yaitu, mencoba untuk mendiskusikan juga dengan anak-anak yang menjadi pelaku perundungan.
"Khawatir ada korban dari mereka, atau bahkan ada pelaku lain orang dewasa yang memanfaatkan mereka untuk melakukan hal tersebut. Atau kalaupun tidak ada pelaku lain, berarti luar biasa nih PR (pekerjaan rumah) kita semua. Bagaimana melakukan upaya perlindungan dari dunia digital saat ini," ujar Dianawati.
Dinawati menuturkan, anak korban merasa dilecehkan saat dia diminta dengan terpaksa oleh teman-temannya, diduga oleh teman yang usianya lebih tua, untuk melakukan hubungan seks ke binatang dan kemudian disebar. Sebagian besar orang mungkin, dalam pikiran si anak, sudah melihat hal itu.
"Tentu anak mengalami guncangan psikologis hebat. Anak juga gak berani bicara sama orang tua. Anak-anak sekarang itu, kalau mengalami kekerasan, jarang sekali bicara ke orang tua. Orang tua biasanya tau dari orang lain," tuturnya.
Disinggung tentang kelalaian orang tua sehingga kasus seperti ini terjadi, Dianawati mengatakan, bukan kelalaian orang tua. Tetapi terkait bagaimana orang tua menginformasikan kepada anak tentang anggota tubuh yang tidak boleh dipegang atau diminta melakukan oleh siapa pun. Itu yang banyak tidak dilakukan oleh orang tua saat ini.
"Sehingga, saat anak-anak disuruh melakukan ini itu, dia tidak bisa berteriak, lari, dan bahkan dia cenderung takut dan melakukan apa yang diinginkan oleh teman-temannya. Sebaiknya, sekarang kita bersama-sama, selaku orang tua, jangan takut lagi untuk menyampaikan kepada anak-anak, mana anggota tubuh yang harus dijaga," ucap Dianawati.
Selain kasus tersebut, hingga Juli 2022, LPA Jabar tengah menangani 26 kasus pelecehan seksual terhadap anak di Jawa Barat. Namun bukan ke hewan, melainkan pelecehan seksual anak ke temannya yang usianya lebih mudah.
Dikutip dari Tasikmalaya.iNews.id, seorang anak sekolah dasar (SD) di Kabupaten Tasikmalaya diduga dipaksa memperkosa kucing oleh teman-temannya sembari direkam dengan kamera ponsel sepakan lalu.
Akibat dugaan perundungan itu, korban menjadi depresi. Korban yang masih berusia 11 tahun itu tak mau makan dan minum hingga kondisi kesehatannya terus memburuk. Korban sempat dirawat di rumah sakit.
Akhirnya, korban meninggal dunia pada Minggu (17/7/2022). Sebelum meninggal dunia, korban juga diduga kerap dipukuli oleh teman-temannya saat bermain.
Ibu kandung korban mengatakan, korban adalah anak kedua dari empat bersaudara dan masih berstatus pelajar SD di wilayah Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.
“Sebelu meninggal dunia, rekaman itu menyebar dan dibully oleh teman-temannya. Anak saya menjadi malu hingga tak mau makan dan minum. Dia (korban) terus melamun dan sakit. Kemudian dibawa ke rumah sakit dan akhirnya meninggal saat dirawat,” kata ibu korban kepada wartawan, Rabu (20/7/2022).
Kepada ibu kandungnya, korban sempat mengaku dipaksa oleh teman-temannya menyetubuhi kucing sambil diolok-olok dan direkam oleh kamera ponsel. Ibu kandung korban menyebut, setelah kejadian itu, anaknya jadi pemurung dan sering melamun.
Korban tak mau makan dan minum dengan alasan sakit tenggorokan. “Korban mengaku suka (sering) dipukul oleh temannya hingga dipaksa begituan (menyetubui kucing),” ujarnya.
Editor: Agus Warsudi