get app
inews
Aa Text
Read Next : Kasepuhan Ciptagelar, Desa Mandiri Energi yang Tetap Menjaga Tradisi

Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi Jadi Sasaran Program Rural ICT Camp 2021 dari Inggris

Selasa, 12 Oktober 2021 - 15:19:00 WIB
Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi Jadi Sasaran Program Rural ICT Camp 2021 dari Inggris
Kampung adat Kasepuhan Ciptagelar di wilayah Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kampung Gede Ciptagelar, Cikarancang, Cicemet, Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi. (Foto: bappeda.jabarprov.go.id)

BANDUNG, iNews.id - Kampung adat Kasepuhan Ciptagelar di Sukabumi, Jawa Barat, kembali menjadi daerah yang mendapatkan program Rural Information and Communication Technologies (ICT) Camp 2021 yang digagas DFID Inggris. Program ini fokus kepada edukasi teknologi terutama internet bagi warga Kasepuhan Ciptagelar.

Rural ICT Camp 2021 adalah bagian dari Digital Access Program (DAP) yang didukung oleh The Department for International Development (DFID) Inggris. DFID saat ini dikenal sebagai Foreign Commonwealth and Development Office (FCDO). 

Kegiatan ini juga bersinergi dengan program Supporting Community-led Approaches to Addressing the Digital Divide Indonesia yang dikembangkan bersama Association for Progressive Communications (APC) dan Common Room Networks Foundation

Direktur Common Room Networks Foundation Gustaff H Iskandar mengatakan, program ini berupaya melatih, mengedukasi, menggelar seminar, dan lain-lain untuk mendukung ide, inisiatif, dan praktik pemanfaatan teknologi internet. Sehingga internet menjadi komoditas berdampak positif bagi masyarakat.

"Intinya, kami berusaha agar mereka tetap mendapatkan akses internet setelah sebelumnya mereka sangat sulit mendapatkan akses jaringan karena telah berakhirnya program pemerintah," kata Direktur Common Room Networks Foundation di Bandung, Selasa (12/10/2021).

Menurut Gustaff, program tersebut telah mendapat respons luar biasa dari para pemangku adat di Kasepuhan Ciptagelar. Saat ini, tercatat sudah ada  29 dusun yang mengakses internet. Akses internet itu diakses oleh 800 sampai 1000 pengguna per hari. 

Sementara itu, perwakilan dari Kasepuhan Ciptagelar Yoyo Yogasmana mengaku, pihaknya membuka diri atas teknologi modern yang masuk ke wilayahnya. Karena salah satu falsafah Kasepuhan adalah mampu mengimbangi perkembangan zaman, tapi jangan sampai menghilangkan adat atau tradisi leluhur.

"Itu dasar kami kenapa kami membuka diri mendapatkan program ini. Kami harus mampu menggaungkan keseimbangan antara perkembangan modern dan masyarakat adat," ujar Gustaff.

Selama ini, tutur dia, masyarakat di Kasepuhan tidak menutup diri atas perkembangan zaman. Misalnya saat kebutuhan akan energi listik, masyarakat bersama sama mencari suplai listik yang disediakan alam, seperti air. 

"Perangkat modern tak bisa dilepaskan dari kehidupan kami, tapi ada batasannya. Misalnya ada ruang tertentu yang tidak boleh ada teknologi modern. Misalnya saat ritual yang mesti mengeluarkan pusaka kami," tuturnya.

Masyarakat adat Ciptagelar mengaku tidak risau dan takut atas modernisasi. Karena dasar adat masyarakat sudah kuat. Pihaknya juga menjunjung tinggi hukum adat. Di mana masyrakat yang melanggar atau melebihi batasan akan mendapatkan hukuman seusia tindakan yang dilakukan.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut