get app
inews
Aa Text
Read Next : Viral di Medsos, Desa ^Mati^ di Majalengka 

Kampung Mati Tarikolot Majalengka Ternyata Tidak Sehoror yang Diceritakan

Rabu, 10 Februari 2021 - 19:47:00 WIB
Kampung Mati Tarikolot Majalengka Ternyata Tidak Sehoror yang Diceritakan
Suasana Kampung Tarikolot, Desa Sidamukti, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, jauh dari kesan desa mati. Aktivitas warga perkampungan itu masih berlangsung. (Foto/MPI/Inin Nastain)

MAJALENGKA, iNews.id- Cuaca basah mengiringi langkah reporter MNC Portal Indonesia (MPI) saat menyambangi Kampung Tarikolot, Desa Sidamukti, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Sengaja mengunjungi perkampungan itu, ingin membuktikan apakah memang benar disebut kampung mati sebagaimana viral belakangan ini.

Menuju lokasi perkampungan ternyata perlu ekstra hati-hati, apalagi dengan mengendarai sepeda motor. Jalan coran lumayan licin setelah diguyur hujan. Terlebih banyak terdapat belokan dan jalan menurun. Sangat berbahaya jika tidak berhati-hati.

Begitu sampai di pinggir perkampungan, kesan kampung mati sepintas sirna saat di tengah perjalanan berpapasan dengan beberapa pengendara motor. Senyum sebagai sapaan warga desa kerap ditemua setiap kali bertemu dengan warga di kampung itu.

Musala, bangunan pertama yang terlihat begitu masuk perkampungan itu. Fisik bangunannya jauh dari kesan kampung mati. Bersih, demikian kesan yang melekat begitu melihat tempat ibadah tersebut.

Namun, kesan kampung mati kembali lagi terbesit begitu penampakan rumah yang ada di sebelahnya. Sebuah bangunan dengan warna cat oranye terlihat miring dan sedikit lapuk. Kesan bangunan itu adalah rumah 'gedong' masih cukup jelas.

Saat menelusuri jalan setapak, terlihat beberapa kondisi rumah yang sudah usang. Namun, tidak sedikit juga rumah-rumah tampak terawat. Jemuran terbuat dari tambang dengan pakaian tergantung juga terlihat di beberapa rumah yang dilewati. Sebuah pemandangan yang bisa diartikan bahwa rumah itu masih diurus pemiliknya.

Di tengah perjalanan, terlihat beberapa orang asyik bersantai, sambil mengobrol. Pandangan mereka cukup bersahabat saat kami datang menghampiri.

"Mau liat-liat desa mati yang lagi viral ya A?" tanya salah seorang ibu, yang kemudian diketahui bernama Wanci, menyapa cukup ramah.

Wanci bersama suaminya, Iteung saat itu sedang berbincang dengan tetangganya. Saat kami mendekat, Wanci dengan ramah mempersilakan untuk duduk. Obrolan ringan khas perdesaan jadi pembuka saat kami bertamu.

Di sela-sela obrolan, Wanci menerangkan bahwa ketika siang hari, kampungnya masih cukup ramai aktivitas warga. Ya, warga yang saat ini direlokasi ke daerah Buahlega yang memang masih memiliki tanah di kampung itu.

"Kalau siang sampai sore, ya kesini. Apalagi lagi panen. Ya sebenarnya kalau siang mah rame, banyak orang. Malam juga suka ada yang nginep. Kami juga dari kemarin nginep di sini," kata Wanci, yang mengaku memiliki rumah di Buahlega, kampung baru mereka setelah direlokasi.

Apa yang dikatakan Wanci bahwa kampung itu masih ramai aktivitas saat siang hari, cukup bisa diterima. Di sela-sela perbincangan kerap terdengar suara mesin motor wira-wiri. Motor-motor itu dipastikan keluar masuk Kampung Tarikolot

Tidak hanya itu, di sela-sela suara mesin motor, ada seorang ibu yang tiba-tiba datang membawa beberapa kantung kerupuk dan gorengan. Ya, si ibu itu adalah seorang pedagang.

"Tuh kan ada yang dagang. Ya ibu juga di sini nyediain mi, ada kopi. Karena kalau sore, abis dari sawah ada yang minta mi," ucap dia.

Aktivitas dagang Wanci memang tidak seperti halnya berdagangan di daerah lain. Tidak ada meja untuk menjajakan barang dagangnnya. Wanci menyimpan barang-barang dagangannya di dalam rumah. Ketika ada yang minta mi atau kopi, dia tinggal meraciknya di dapur rumahnya.

"Nggak tau kenapa jadi disebut desa mati. Padahal banyak juga yang aktivias di sini. Bahkan saat malam ada aja yang tinggal di sini. Tapi kalau hujan, kami memilih pulang ke kulon (kampung Buahlega). Karena di sana juga kami punya rumah," tutur dia.

"Ada juga rumah-rumah yang sudah lapuk, karena yang punyanya udah meninggal. Keluarganya di luar kota. Tapi ya banyak juga rumah yang masih terurus. Coba aja jalan ke arah sana, nanti juga pasti ketemu lagi sama orang," jelas Wanci menyarankan.

Apa yang dikatakan Wanci terbukti, saat berjalan berkeliling, kembali ditemukan beberapa warga, baik yang sedang beraktivitas maupun bersantai. Sama seperti Wanci, warga yang ditemui itu pun cukup ramah saat disapa.

Gambaran Tarikolot sebagai kampung yang ramai sebelum mereka direlokasi ke Buahlega, bisa terlihat dari posisi satu rumah dengan rumah lainnya yang cukup rapat. Dari mulai masuk perkampungan, terlihat rumah mereka saling berdekatan dan padat.

Untuk bisa berkeliling di Kampung Tarikolot saat ini, harus lebih hati-hati lagi. Cuaca hujan yang masih sering terjadi, membuat jalan setapak di daerah itu cukup licin. Apalagi untuk menuju satu rumah ke rumah lainnya, beberapa di antaranya harus turun beberapa undakan. "Ati-ati A, jalannya licin, terus tangganya juga ada yang dari batu dientep (ditata)," pesan Wanci ramah.

Editor: Asep Supiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut