Janda Beranak 3 di Aceh Besar Nangis dan Peluk Dedi Mulyadi, Kenapa?
PURWAKARTA, iNews.id - Saodah, janda beranak 3 di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, menangis dan memeluk Dedi Mulyadi. Peristiwa itu terjadi saat Dedi Mulyadi hendak beranjak melanjutkan kegiatannya sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI di Provinsi Aceh.
Momen Kang Dedi, sapaan akrab Dedi Mulyadi ditangisi dan dipeluk janda beranak tiga itu terjadi saat di sela-sela kunjungan kerja ke Provinsi Aceh. Wakil Ketua Komisi IV DPR itu melakukan ‘sidak (inspeksi mendadak)’ ke dapur warga, Kamis (13/10/2022).
Kemarin, Kang Dedi Mulyadi sengaja berkeliling dan masuk ke salah satu perkampungan warga di Kabupaten Aceh Besar. Di sana dia melihat seorang nenek yang sedang menjemur padi.
Nenek bernama Saodah tersebut memiliki tiga anak perempuan dan sehari-hari bekerja sebagai buruh tani. Saodah menggarap sawah milik orang lain dengan sistem bagi hasil.
Saat ini, Saodah tinggal dengan anak bungsunya bernama Yunidar yang suaminya telah wafat. Selain itu, Saodah juga tinggal dan turut mengurus tiga yatim yang merupakan anak Yunidar.
Kang Dedi meminta agar Saodah mengajaknya ke rumah. Seperti biasa, di dalam rumah Kang Dedi langsung menuju dapur untuk mengetahui apakah warga sudah makan atau belum. “Ini makan tadi pagi sama sayur melinjo dan ikan asin,” kata Saodah.
Di dalam rumah tersebut Saodah bercerita sehari-hari hidup dari hasil bertani untuk menghidupi anak dan tiga cucunya yang sudah yatim. Ia tak pernah mengeluh dan tetap bersyukur dengan apa yang ia dapatkan. “Alhamdulillah, bersyukur masih ada rezeki,” ujarnya.
Saodah menuturkan, dia bertani dengan sistem bagi hasil. Jika mendapat tiga kuintal maka ia mendapatkan dua kuintal dan satu sisanya untuk pemilik tanah.
Meski hidup sederhana dan turut membiayai cucunya yang yatim, Saodah masih bisa menabung. Bahkan satu unit motor yang ada di dalam rumahnya dia beli secara tunai. “Ini dibeli dari hasil menabung sedikit-sedikit. Motornya untuk dipakai cucu ke sekolah, mengaji sama mengantar nenek ke sawah,” tutur Saodah.
Tak berselang lama anak Saodah, Yunidar datang bersama tiga anaknya yang baru pulang sekolah. Selama ini, Yunidar selain mengurus rumah juga kerap ikut menjadi buruh tani di sawah bersama ibunya.
Kang Dedi pun berpesan agar anak-anak Yunidar selalu mensyukuri hidup. Selain itu anak-anak harus terbiasa bekerja keras agar sukses di kemudian hari.
“Anak yatim harus lebih kerja keras agar hidupnya sukses, karena orang sukses lahir dari pekerja keras. Saya juga waktu SD SMP suka bantu orang tua tanam padi, pikul padi,” kata Kang Dedi.
“Kamu harus bangga punya ibu dan nenek yang hebat dengan bekerja di sawah tapi mampu untuk membiayai sekolah bahkan sampai bisa beli kereta (motor) tunai,” ujar Kang Dedi kepada anak-anak tersebut.
Di akhir pertemuan tersebut Kang Dedi memberikan sejumlah uang kepada Saodah dan Yunidar untuk membantu biaya pendidikan anak-anaknya dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sontak kepergian Kang Dedi Mulyadi itu disambut tangis bahagia dan pelukan dari keluarga tersebut. “Insya Allah nanti saya balik lagi main ke sini. Kalau saya ke sini anak-anak semakin pintar dan menjadi sarjana,” ujar Kang Dedi Mulyadi yang diamini oleh keluarga tersebut.
Editor: Agus Warsudi