get app
inews
Aa Text
Read Next : APBD KBB 2023 Terbatas, Pemda hanya Mampu Perbaiki 18 Km Ruas Jalan Rusak

Jalur Jatiwangi-Ligung Majalengka Banyak Berlubang, Sering Dilintasi Mobil Besar

Jumat, 16 Juni 2023 - 13:33:00 WIB
Jalur Jatiwangi-Ligung Majalengka Banyak Berlubang, Sering Dilintasi Mobil Besar
Pemotor terlihat menghindari jalan berlubang di Majalengka. (Foto: iNews.id/Inin Nastain)

MAJALENGKA, iNews.id - Kondisi jalan raya yang mengalami kerusakan kerap menjadi sorotan banyak kalangan. Hal itu tidak terlepas dari status jalan yang memang sangat vital untuk aktivitas masyarakat sehari-hari, sehingga keberadaannya akan mendapat perhatian luas.

Terkait kondisi itu, Gubenur Jawa Barat Ridwan Kamil mengakui bahwa di provinsi yang dipimpinnya banyak jalan rusak. Kang Emil, demikian dia biasa disapa beralasan, anggaran untuk perbaikan jalan habis untuk penanganan Covid-19 beberapa waktu lalu.

"Saya hilang 10 triliunan di level pemerintahan. Hilang 10 triliun, ngaspal jalan jadi tertunda," kata Kang Emil, saat menghadiri hari jadi ke-533 Majalengka, beberapa waktu lalu.

Di Kabupaten Majalengka, salah satu ruas jalan yang mengalami kerusakan terlihat di jalur Jatiwangi-Ligung. Di sepanjang jalan milik kabupaten itu, tampak lubang menganga dengan berbagai ukuran. 

Selain berlubang, di salah satu titik juga terlihat aspal jalan itu ambles,  dan terkelupas. Jalur Jatiwangi-Ligung sendiri, sejatinya baru diperbaiki sekitar 2 tahun lalu.

Kondisi itu cukup disayangkan, mengingat aktivitas warga yang padat, lantaran terdapat sejumlah pabrik di Kecamatan Ligung. Setiap jam masuk dan pulang kerja, jalur itu akan ramai oleh para karyawan.

Di sisi lain, aktivitas lalu lintas di jalur itu dinilai ironis. Pasalnya, ada beberapa kendaraan perusahaan dengan kapasitas melebihi tonase jalan, yang kerap melintas di jalur itu.

Jalan berstatus kabupaten itu, dari informasi yang diperoleh iNews.id, maksimal beban Muatan Sumbu Tertinggi (MST) yang bisa 'ditanggung' seberat 8 ton. Adapun sejumlah kendaraan yang melintas di jalur itu, disebut-sebut di atas 8 ton.

Dari pantauan iNews.id, salah satu kontainer perusahaan yang ada di Kecamatan Ligung, terlihat tertera keterangan Max. Gross: 32.500 KGS, 71.650 LBS; Tare: 370 KGS, 8.160 LBS; NET: 28.800 KGS, 63. 490 LBS.

"Iya emang sering lihat kontainer besar lewat, dan jumlahnya nggak hanya satu. Tapi nggak tau apa tiap hari atau nggak. Karena saya lihatnya pas kebenaran lewat jalan ini aja," kata salah satu warga Ligung Abes.

Melintasinya sejumlah kendaraan dengan bobot melebihi tonase jalan, disebut-sebut mempercepat kerusakan jalan. Apalagi, jika mobil tersebut melintas beberapa kali dalam satu pekan.

Dosen Program Studi (Prodi) Teknik Sipil Universitas Majalengka (UNMA) Asep Dian Heryadiyana mengatakan, ada dua musuh utama yang harus dihindari agar jalan tidak lekas rusak. 


Dijelaskannya, genangan air bisa mempercepat proses kerusakan jalan. Oleh karena itu, dalam setiap proyek perbaikan jalan, sudah semestinya dibarengi dengan perbaikan irigasi.

Di luar itu, tekanan yang 'ditanggung' jalan juga bisa memicu terjadinya kerusakan. Jalan akan semakin cepat rusak, jika dua hal itu terjadi secara bersamaan.

"Musuh utama jalan itu adalah air dan dan tekanan. Tonase kendaraan yang melebihi, bisa membuat jalan itu cepat rusak," tutur dia.

Terkait proses penanganan sendiri, Asep menjelaskan ada dua cara yang biasa dilakukan. Untuk kerusakan ringan, biasanya dilakukan proses rehabilitasi. "Misalnya nambal. Ini biasanya dilakukan untuk kerusakan ringan," ucap dia.


Adapun untuk kerusakan parah, penanganan biasanya dilakukan dengan peningkatan jalan. Untuk jenis penanganan ini, biasanya dilakukan dengan cara membongkar bagian jalan yang rusak.

"Ada aturan ketika kerusakan sekian persen, itu harus segara ditangani. Perbaikan itu biasanya hasil survei yang dilakukan dinas terkait," kata dia.

Kondisi jalan yang mengalami kerusakan di beberapa titik, tidak hanya menghambat lalulintas. Beberapa kali terjadi kecelakaan lalulintas, khususnya roda dua, karena pengguna jalan tidak mampu mengendalikan motor setelah menghantam lubang.

Di beberapa titik, kerap terlihat upaya penambalan oleh warga sekitar, baik dengan menggunakan adukan semen ataupun tanah liat. Namun, hal itu tidak lantas menyelesaikan masalah.


Permasalah pertama, tambalan itu tidak bisa bertahan lama, apalagi jika terguyur air. Selain itu, tidak jarang penambalan dengan menggunakan adukan semen, memicu kecelakaan, lantaran tidak rata dengan aspal yang masih utuh.

Adapun penambalan dengan menggunakan tanah liat, bisa mengganggu pengguna jalan. Saat terguyur hujan, jalan akan terasa licin. Adapun saat kering, debu dari tanah liat itu mengganggu penglihatan dari para pengguna roda dua.

"Itu kan sebenarnya inisiatif warga, karena mungkin banyak kejadian motor terperosok. Akhirnya mereka melakukan apa yang bisa dilakukan. Karena tangung jawab memperbaiki sesuai dengan aturan mah kan pemerintah," kata Adang.

Editor: Asep Supiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut