Jalan Semakin Rusak, Warga Selatan KBB Menjerit, Tunggu Realisasi Proyek Rp197 Miliar

BANDUNG BARAT, iNews.id - Warga di wilayah selatan Kabupaten Bandung Barat (KBB) menunggu realisasi pembangunan proyek jalan senilai lebih dari Rp197 miliar. Pasalnya, sejak groundbreaking sebulan lalu, sampai saat ini proyek itu belum juga ada tanda-tanda akan dikerjakan.
Padahal seremoni groundbreaking proyek itu gelar meriah pelaksana tugas (plt) Bupati Hengki Kurniawan dan dihadiri para pejabat KBB di Alun-alun Cililin pada Jumat 28 Mei 2021 lalu.
Proyek jalan sepanjang kurang lebih 71 kilometer itu melintasi jalan kabupaten di ruas Jalan Selacau-Cililin, Cililin-Sindangkerta, Sindangkerta-Celak, Celak-Gununghalu, Bunijaya-Cilangari, Cilangari-Cisokan. Serta pembangunan satu unit Jembatan Tajim.
"Waktu Pa Hengki peletakan batu di sini, janjinya 2 Juni 2021 pembangunan dimulai. Tapi sampai sekarang gak jelas, belum ada tanda-tanda pembangunan jalan di mulai," kata Nani (42), warga Cililin, Sabtu (19/6/2021).
Dia mengemukakan, banyak warga yang bertanya-tanya kapan pembangunan dilaksanakan karena seremoninya sudah dilakukan hampir sebulan berlalu. Belum lagi jalan yang sudah rusak parah itu menjadi penyebab banyak terjadi kecelakaan khususnya para pengendara motor.
"Warga pengennya jalan segera diperbaiki, karena rusaknya sudah lama dan belum diperbaiki. Sebab kalau hujan di sini seperti kolam karena air semua tumpah ke jalan karena tidak ada saluran airnya," ucapnya.
Presidium Advokasi Pedagang Tradisional KBB Deni Nursyamsi mengatakan, rusaknya infrastruktur jalan di wilayah selatan KBB telah menghambat laju perekonomian masyarakat pedagang. Seperti terhambatnya distribusi hasil panen yang hendak dijual ke luar KBB akibat jalan rusak yang berimas kepada tingginya biaya transportasi.
Belum lagi banyak kendaraan angkutan yang cepat rusak karena setiap hari harus melinasi jalan rusak. Serta waktu yang habis terbuang percuma di jalan karena kemacetan yang ditimbulkan akibat kendaraan yang harus antre dan berjalan pelan di ruas-ruas jalan yang rusak.
"Berapa miliar rupiah kerugian yang hilang akibat jalan rusak di wilayah selatan selama bertahun-tahun. Makanya wajar warga kecewa karena belum terealisasinya pembangunan jalan yang oleh warga sudah ditunggu-tunggu, padahal seremoni groundbreaking-nya sudah dilakukan," kata Deni.
Sementara itu, anggota Komisi II DPRD KBB Dadan Supardan meminta Dinas PU KBB segera memanggil pelaksana pembangunan jalan dan meminta kejelasan kapan proyek dikerjakan. Hal itu agar ada kepastian, mengingat biasanya jika sudah dilakukan groundbreaking langsung ditindaklanjuti dengan pengerjaan di lapangan.
"Saya belum melihat ada tanda-tanda akan ada pengerjaan, baik material batu atau alat-alat berat juga tidak ada," kata politisi Golkar yang berasal dari selatan KBB dan setiap hari melintasi jalan rusak tersebut.
Dia menilai, belum dilakukannya pembangunan di lapangan menunjukkan perencanaan dan komunikasi antara Pemda KBB yang diwakili Plt Bupati dan pihak pelaksana proyek tidak sinkron. Padahal mega proyek tersebut berpacu dengan waktu target penyelesaian dan juga pembayaran cicilan ke PT Sarana Multi Insfrastruktur (SMI), karena dananya pinjaman dari sana.
"Masyarakat butuh kepastian pelaksanaan, dan kalau perlu juga ikut dilibatkan. Jangan sampai seremoni groundbreaking jadi hanya sekadar pencitraan, karena sekarang yang dibutuhkan adalah kerja nyata di lapangan yang manfaatnya dirasakan masyarakat," ujar Dadan.
Editor: Agus Warsudi